Ini Mobil Presiden Soekarno Saat Konferensi Asia Afrika 1955

Mobil yang menarik perhatian dalam Konferensi Asia Afrika 1955 adalah mobil milik presiden pertama RI, Soekarno.

oleh Rio Apinino diperbarui 20 Apr 2015, 16:04 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 16:04 WIB
Mercedes 600 Soekarno
Mercedes 600, mobil yang digunakan presiden Soekarno saat Konferensi Asia Afrika pertama tahun 1955 di Bandung (Foto: mad4wheels)

Liputan6.com, Bandung - Salah satu aspek menarik dalam membahas Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama pada 1955 adalah mobil yang digunakan para kepala negara. Sebab bagaimanapun, mobil-mobil tersebut adalah bagian dari sejarah KAA itu sendiri.

Mobil yang sangat menarik perhatian adalah mobil milik presiden pertama RI, Soekarno. Mobil khusus yang digunakannya dalam konferensi monumental ini adalah Mercedes 600.

Pada 18 April 1955, sekira pukul 09.00 pagi saat semua delegasi sudah tiba di Gedung Merdeka, Bandung, iring-iringan mobil Presiden dan Wakil Presiden juga sampai. Saat itulah Soekarno menggunakan Mercy 600.

Dalam video milik Arsip Nasional RI yang diunggah ke Youtube, Mercy 600 ini berplat DAA-3. Tidak jelas apa warna mobil ini karena video yang diunggah berwarna hitam-putih.

Mercedes 600, mobil yang digunakan presiden Soekarno saat Konferensi Asia Afrika pertama tahun 1955 di Bandung (Foto: cuplikan video Arsip Nasional RI).)

Mercedes Benz 600 adalah mobil mewah besar yang diproduksi massal selama 17 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Mercy 600 telah diproduksi sebanyak 2.677 unit.

Mobil ini dilengkapi dengan mesin 6,3-liter V8 yang mampu hasilkan tenaga 250 Tk dan torsi maksimal mencapai 500 Nm. Memiliki kecepatan 204,8 km/jam, Mercy 600 adalah kendaraan yang sangat cepat dimasanya.

Untuk diketahui, Soekarno memang penggemar mobil. Selain Mercy 600, mobil dinas Soekarno di antaranya adalah Chrysler Windsor dan Buick-8. Sementara mobil pribadi yang sebagian merupakan hadiah di antaranya adalah DeSoto.

Setelah Soekarno tidak lagi menjadi presiden, tercatat ada puluhan unit kendaraan peninggalannya. Beberapa diantaranya disimpan di Sekretariat Negara dan Istana Bogor, bahkan ada pula yang disimpan di museum.

(rio/ian)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya