Di Indonesia, Motor Antik Tak Ada Matinya

Setidaknya ada sejumlah alasan mengapa motor antik kembali dilirik.

oleh Rio Apinino diperbarui 23 Apr 2015, 10:07 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 10:07 WIB
Di Indonesia, Motor Antik Tak Ada Matinya
Setidaknya ada sejumlah alasan mengapa motor antik kembali dilirik.

Liputan6.com, Depok - Meski motor-motor berfitur modern bermunculan, pecinta motor antik nyatanya tak kenal padam. Bahkan, harus diakui peminatnya perlahan bermunculan. Hal ini disampaikan oleh pemilik bengkel motor antik Encum Motor, Eno.

Menurut ketua Motorantique Club Indonesia (MACI) cabang Depok itu, setidaknya ada sejumlah alasan mengapa motor antik kembali dilirik.

"Salah satu sebabnya adalah fenomena yang sama sedang terjadi di luar negeri. Orang melihat di internet, lalu coba bikin atau beli," katanya.

Lebih dari itu, kebanggaan saat berkendara juga menjadi landasan untuk melirik kembali motor antik. "Di jalan kita dilihat orang. Makanya kalau naik motor antik gak perlu buru-buru," tambahnya.

Investasi

Memiliki motor anti juga ternyata baik untuk investasi. Eno mencontohkan bagaimana motor yang hanya berharga ratusan ribu rupiah saja, saat ini harganya bisa mencapai Rp 2,5 juta. "Itupun keadaannya cuma asal bisa jalan," tambahnya.

Untuk diketahui, di Indonesia, motor antik yang terkenal adalah motor Jepang dan Eropa. Di antara motor antik Jepang adalah Honda CB, sementara motor antik Eropa contohnya adalah Norton dan BSA.

(rio/gst)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya