Liputan6.com, Abu Dhabi - Mobil diciptakan sebagai fasilitas mendukung kegiatan sehari-hari. Kendaraan ini memungkinkan seseorang bepergian lebih cepat dan lebih efisien.
Pada perkembangannya, mobil juga turut menunjang prestise dari pemiliknya. Makin mahal harganya maka bisa digambarkan seperti apa tingkat kekayaan pemiliknya. Namun, bagaimana jadinya kalau mobil mewah jadi hal yang biasa?
Baca Juga
Di Uni Emirat Arab, budaya bermobil mewah lumrah dijumpai di berbagai penjuru negara tersebut. Mobil-mobil mewah seperti Mercedes-Benz S Class, BMW Seri 7 atau Audi A8 sudah dianggap biasa bagi masyarakat di UEA.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana tidak, mobil yang lebih mahal seperti Maserati, Bentley, Lamborghini, hingga Rolls Royce dan McLaren mudah dijumpai di jalanan. Semua merek terkemuka dunia menjual mobil di negara ini.
Seseorang harus memiliki mobil-mobil super semisal Bugatti agar dianggap terpandang dan istimewa. Namun hal ini bukan masalah besar karena di sana rakyatnya mampu membeli jet darat itu.
Dilansir Autoblog, pemerintah UEA tidak membebankan pajak apapun bagi rakyatnya. Ini yang membuat hampir semua orang punya mobil dan beberapa di antaranya punya dua unit.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan infrastruktur yang sangat mendukung kepemilikan mobil dengan jaringan jalan berkualitas sangat baik dan lebar. Tidak cukup sampai di situ, sebagai negara produsen minyak maka harga BBM di UEA juga dijual murah.
Dengan beragamnya pilihan merek premium maka menjadikan kalangan berkocek tebal sedikit frustasi saat harus memilih mobil. Tidak ada lagi keunikan atau sisi berbeda dari mobil-mobil ekslusif. Maka, muncul anekdot jika menjumpai seseorang berfoto dengan mobil mewah maka dia adalah turis.