Uni Emirat Arab Ingin Investasi Besar-besaran di Indonesia, Bakal Bangun Apa?

Rencana kolaborasi bisnis antara Pemerintah RI dan Uni Emirat Arab (UEA) terus berlanjut.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana Diperbarui 26 Feb 2025, 21:40 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 21:40 WIB
Ilustrasi investasi
Ilustrasi investasi. (Foto: Freepik/Funtap)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Rencana kolaborasi bisnis antara Pemerintah RI dan Uni Emirat Arab (UEA) terus berlanjut. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi melakukan pertemuan dengan Duta Besar UEA untuk Indonesia, HE Abdulla Salem Al Dhaheri, guna membahas potensi kerja sama strategis kedua negara di bidang penerbangan.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai peluang kolaborasi yang dapat memperkuat hubungan bilateral antar negara, terutama dalam sektor penerbangan.

"Fokus utama diskusi meliputi pengembangan kerja sama dalam bidang perawatan pesawat (aircraft maintenance) dan pengembangan industri penerbangan di Indonesia," kata Menhub dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).

Kerja sama di bidang penerbangan ini dinilai memiliki potensi besar, mengingat posisi strategis Indonesia di jalur perdagangan internasional. Ditambah pula meningkatnya kebutuhan layanan aviasi di kawasan Asia-Pasifik.

Menhub Dudy berharap agar kerja sama antara Indonesia dan UEA tidak hanya terbatas pada sektor penerbangan, tapi juga dapat diperluas ke bidang transportasi lainnya.

"Ke depan, kami berharap kolaborasi ini dapat mencakup sektor transportasi darat, laut, dan logistik. Dengan kerja sama yang lebih luas, kita dapat menciptakan sistem transportasi yang terintegrasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara," tuturnya.

Perusahaan Patungan dengan Danantara

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, juga sempat membocorkan rencana masuknya Uni Emirat Arab (UEA) untuk bekerjasama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).

Salah satunya dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Luhut menyebut investasi luar biasa besar dari Timur Tengah bakal meluncur untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan Danantara.

"Saya kira sangat banyak. Paling tidak yang saya tahu, dengan Abu Dhabi. Mereka dengan joint venture itu mereka. Mereka punya duit yang ratusan miliar," kata Luhut beberapa waktu lalu.

 

Tanam Modal Rp 163,3 Triliun

Pemanfaatan Listrik Tenaga Surya untuk Memenuhi Kebutuhan Masjid Istiqlal
Pemprov Daerah Khusus Jakarta mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif diantaranya mendorong pembangunan PLTS pada atap-atap gedung. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Salah satu investasi yang akan ditanamkan Uni Emirat Arab yakni di bidang energi baru terbarukan (EBT). Luhut membocorkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) siap menanamkan modal USD 10 miliar atau kurang lebih Rp 163,3 triliun (estimasi kurs Rp 16.330 per USD) ke Danantara dengan skema perusahaan patungan untuk pengembangan elektrifikasi energi terbarukan.

Rencana investasi Uni Emirat Arab ke Danantara ini disampaikan langsung Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei 10 hari lalu terkait rencana pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 10 gigawatt (GW).

"Dia bilang oke, mari kita lakukan usaha patungan 10 gigawatt. 10 gigawatt berarti USD 10 miliar," ungkapnya.

Luhut mengatakan bahwa pembentukan Danantara merupakan bukti langkah strategis Presiden Prabowo, mengingat lembaga tersebut berpotensi mengelola aset hingga 900 miliar dolar AS.

Terbentuknya Danantara, imbuh dia maka Indonesia memiliki banyak peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sekaligus menciptakan transparansi dalam pengelolaan perusahaan milik negara.

 

Pakai Dividen BUMN Rp 100 Triliun

Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)... Selengkapnya

Dalam pembentukan Danantara, Presiden Prabowo Subianto telah memberi persetujuan kepada Menteri BUMN Erick Thohir, untuk mengembalikan Rp 100 triliun dividen BUMN sebagai modal kerja bagi perusahaan milik negara.

Menurut laporan yang diberikan Erick Thohir kepada Prabowo, total dividen BUMN mencapai Rp 300 triliun. Adapun sisa Rp 200 triliun dari dana tersebut bakal digunakan Prabowo untuk investasi melalui BP Danantara.

"Beliau (Erick Thohir) lapor ke saya, BUMN tahun ini dividennya Rp 300 triliun. Tapi beliau mengatakan, Rp 100 triliun sebaiknya pak, dikembalikan ke BUMN untuk modal kerja selanjutnya," kata Prabowo dalam HUT ke-17 Partai Gerindra, Sabtu (15/2/2025) lalu.

"Saya setuju. Berarti kita punya Rp 200 triliun, dan ini akan tidak pakai, kita akan investasi," dia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya