Liputan6.com, Jakarta - Berbagai masalah bisa saja terjadi saat musim hujan, termasuk pelek rusak karena terlalu sering menghantam becekan yang ternyata adalah sebuah lubang.
Bagi mereka kaum berduit, membeli pelek baru menjadi pilihan praktis. Namun tak sedikit pemilik mobil dengan budget pas-pasan justru lebih memilih membeli pelek dengan status seken.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Marketing Manager PT Sinar Agung Mulia (brand JF Luxury) Aldhy M Siregar, agar tidak tertipu dalam membeli pelek bekas, ada baiknya mengetahui beberapa ciri-cirinya.
“Yang pasti, lihat bentuknya, bulat atau tidak. Karena kalau kena lubang bisa peyang atau jadi oval. Kalau sudah dibeli, Jadi nantinya tidak bisa balancing,” ungkap Aldhy saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Tak semua penjual pelek bekas jujur. Oleh karena itu, periksa lebih detail, apakah pada bagian pelek terdapat bekas las atau bubut. Pengelasan biasanya dilakukan karena pelek retak.
“Secara kasat mata, pelek yang dilas biasanya jadi pudar, warnanya beda. Kalau dihalusin pakai amplas itu akan semakin keliatan lagi,” tuturnya.
Namun cara lain yang juga harus diperhatikan yaitu pada bagian bearing. Tak sedikit penjual melepas bearing. Sebab, jika bearing dipasang ke pelek bermasalah justru akan goyang.
Kemudian, hindari pembelian pelek berwarna. Sebab, bisa jadi pelek berwarna ini digunakan untuk menutupi cacat pada pelek.
“Kalau bisa hindari pembelian pelek yang telah modifikasi. Sebisa mungkin tanya langsung (riwayat pelek),” jelasnya.