Kalau Tidak Ada Geely, Proton Tanggung Kerugian Rp 3 Triliun

Proton bakal mengalami kerugian RM1 miliar atau setara dengan Rp 3 triliun, jika kesepakatan DRB-Hicom dengan Zheijiang Geely tidak terjadi.

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Jun 2017, 17:36 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 17:36 WIB
Proton Saga
Proton Saga

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menurut Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak Proton bakal mengalami kerugian hingga RM 1 miliar, atau setara dengan Rp 3 triliun, jika kesepakatan DRB-Hicom dengan Zheijiang Geely tidak terjadi.

Dijelaskan Najib, pemerintah negera jiran tidak bisa lagi menggunakan uang rakyat, hanya untuk menyelamatkan produsen mobil nasional tersebut.

"Proton hanya menjual 6.000 unit per bulan, yang berarti 72.000 unit dalam setahun. Jadi, bagaimana bisa menguntungkan? Pada tahun sebelumnya, ia kehilangan RM 500 juta. Tahun ini, jika tidak ada rekonstruksi maka akan kehilangan RM 1 miliar," kata Najib seperti dikutip paultan, Senin (5/6/2017).

"Tahun lalu, pemerintah membantu dengan memberikan pinjaman sebesar RM 1,5 miliar, dan tahun ini Proton meminta RM 1,1 miliar untuk penggantian lainnya. Ini uang rakyat yang digunakan untuk menyelamatkan Proton," tambahnya.

Najib melanjutkan, ini bukan masalah emosi, tapi berkaitan dengan kesuksesan atau kegagalan bisnis. "Kami tidak bisa bangga dengan mobil nasional, tapi kehilangan miliaran ringgit. Kita harus bangga dengan mobil nasional yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kita," pungkasnya.

Untuk diketahui, Geely sebagai produsen otomotif asal Tiongkok resmi membeli 49,4 persen saham Geely. Pembelian Proton ini ditenggarai karena pasar Asia Tenggara bakal berkembang dengan pesat, dan membeli Proton merupakan hal yang tepat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya