Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan ramah lingkungan, seperti listrik dan hybrid, terus berkembang pesat. Tidak hanya secara global, tapi juga di Indonesia, khususnya motor listrik yang sudah mulai bermunculan di Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Namun, menurut sebuah laporan Markets and Markets, prediksi untuk pasar kendaraan hybrid bakal bernilai US$ 40,99 miliar atau setara dengan Rp 548,6 triliun, dan jumlah tersebut naik dibandingkan dengan tahun lalu, senilai US$18,8 juta.
Melansir Carscoops, ditulis Senin (30/10/2017), penjualan kendaraan hybrid tumbuh dari 1,8 juta unit pada 2016, menjadi 4,6 juta unit pada 2022. Peningkatan penjualan ini didorong dengan permintaan hemat energi dan peraturan emisi yang ketat di seluruh dunia.
Selama periode 2017 sampai 2022, kendaraan plug-in hybrid dan kendaraan listrik bakal meningkat popularitasnya, karena sebagian besar terkait inisiatif untuk memperbaiki infrastruktur pengisian baterai dan permintaan mobil elektrik atau hybrid di Tiongkok dan Jepang.
Sementara itu, penjualan plug-in hybrid dan mobil listrik di Amerika Serikat diprediksi bakal meningkat saat produsen mobil berusaha memenuhi peraturan efisiensi bahan bakar yang ketat.
Studi ini juga menegaskan, baterai lithium-ion, basis nikel, timbal asam, dan solid state, semuanya akan berperan dalam elektrifikasi pasar otomotif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Pekerjaan Rumah Produsen Mobil Listrik
Era elektrifikasi sudah tidak terelakkan. Namun, masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan tiap produsen mobil.
Dalam bentuk model mobil listrik apa pun, semuanya membutuhkan tiga komponen utama. "Komponen penting dalam mobil listrik adalah motor listrik, baterai, dan inverter," ujar Kiyotaka Ise, President Advanced R&D and Engineering Company TMC dalam presentasi di acara Toyota Media Tour 2017 di Pasifico Yokohama, Jepang, Kamis (26/10).
Akan tetapi di antara tiga komponen itu, baterai adalah pekerjaan rumah yang terberat. Semua produsen berlomba untuk membuat baterai yang paling efisien. Sebab, baterai memengaruhi performa mobil secara keseluruhan dan itu yang diinginkan konsumen.
Sampai saat ini, menurut Kiyotaka, ada tiga target utama yang sedang diupayakan berkaitan dengan mobil listrik, khususnya baterai. Mobil harus punya daya tempuh yang lebih jauh, waktu pengecasan baterai yang lebih singkat, dan harga yang harus terjangkau.
Bila hal ini tidak tidak terpenuhi, akan sulit bagi produsen mobil untuk bersaing. Toyota tidak bekerja sendiri dalam pencapaian hal ini. Mereka menggandeng Mazda yang terkenal dengan proyek optimalisasi efisiensi mobil secara keseluruhan, dan Denso yang terkenal sebagai produsen komponen mobil seperti baterai.
Pada 28 September 2017, ketiganya bergabung dalam sebuah perusahaan baru untuk mengembangkan mobil listrik yang lebih cerdas dan maju. Perusahaan itu adalah EV C.A Spirit Co, Ltd.
Advertisement