Ganti Ban, Pilih Patokan Usia Pakai atau Kondisi Fisik?

Sebenarnya, kapan waktu yang tepat untuk mengganti ban Anda? Dilihat dari usia pakai atau kondisi fisik ban?

oleh Arief Aszhari diperbarui 25 Des 2018, 19:04 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 19:04 WIB
Isi Ban Angin Mobil
Isi Ban Angin Mobil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ban merupakan salah satu komponen penting dari sebuah kendaraan. Pasalnya, kulit bundar ini satu-satunya bagian dari mobil kesayangan yang bersentuhan langsung dengan aspal atau jalan.

Namun ternyata, masih banyak yang meremehkan fungsi ban. Seringkali tekanan angin ban tidak diperhatikan, padahal dampaknya bisa sangat fatal. Kecelakaan sering terjadi diakibatkan pecah ban, atau kondisi yang sudah tipis.

Sebenarnya, kapan waktu yang tepat untuk mengganti ban Anda? Dilihat dari usia pakai atau kondisi fisik ban?

Seperti melansir laman resmi Hyundai Indonesia, kedua indikator yang disebutkan tadi bisa digunakan. Jika mobil jarang digunakan, patut diketahui jika ban juga mempunyai usia pakai.

Tidak serta merta mobil yang jarang digunakan selama bertahun-tahun, tak perlu mengganti ban karena masih tebal. Kondisi karet tentunya mengalami penurunan. Umumnya, pihak produsen merekomendasikan pemakaian ban selama enam sampai 10 tahun.

Tapi kalau mobil yang digunakan setiap hari dengan rute yang cukup jauh, maka Anda harus perhatikan kondisi ban dari fisiknya. Jika mobil rutin digunakan dalam pemakaian normal, jarak tempuh maksimal biasanya mencapai 40 ribu km.

Untuk tanda-tanda ban yang sudah waktunya diganti bisa dilihat dari kondisi tapak ban, dan hal ini paling mudah terlihat. Apakah ban tersebut masih layak pakai atau sudah menipis. Karena ban yang sudah botak atau aus sangat memengaruhi pengendalian dan pengereman.

Selanjutnya

Sangat berbahaya bila dipacu dalam kecepatan tinggi, dan menemui jalanan licin bila hujan. Grip ban sudah pasti jauh berkurang dan mobil mudah melintir dan hilang kendali. Perhatikan kembangan ban, bila terlihat tebal dan utuh, masih terbilang aman.

Anda juga bisa memperhatikan tanda TWI (tread wear indicator). Bentuknya berupa simbol segitiga yang terletak di batas terbawah kembangan ban dan tonjolan karet di sela kembangan ban.

Jika bagian itu sudah menyentuh aspal dan mulai terkikis, berarti ban semakin menipis dan sudah waktunya dipensiunkan.

Perhatikan juga apakah ada retak-retak di alur dan dinding ban. Bisa jadi kualitas ban jelek atau pengaruh cuaca. Jangan dibiarkan, karena mungkin saja menyebabkan kebocoran dan bisa meletus sewaktu-waktu.

Lihat juga apakah kondisi ban mengalami benjolan, biasanya terjadi pada dinding ban. Penyebab ban benjol adalah kerusakan dari struktur serat di dalam ban.

Biasanya diawali dengan kurangnya tekanan udara di dalam ban dan dipaksa terus jalan, dan setelahnya dilakukan pengisian angin yang berlebihan.

Kerusakan serat ban juga bisa diakibatkan seringnya menghajar lubang. Anda bisa merasakan ban benjol ini saat mobil berjalan terasa ada getaran yang mengganggu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya