Liputan6.com, Jakarta Toyota Fortuner Club Of Indonesia atau disingkat ID42NER mengelar touring lintas negara di akhir 2018 bertajuk “Three Countries Journey For Humanity”. Terdiri dari 18 kendaraan dan 67 peserta touring, anggota mulai berangkat pada 22 Desember 2018 dan berakhir 3 Januari 2019.
Touring ini dinilai mampu memberikan kebanggaan bagi tiap peserta. Salah satunya berhasil menanamkan kebersamaan, kekeluargaan serta kepedulian serta wawasan tersendiri.
Advertisement
Baca Juga
Agus Winarko selaku ketua panitia touring 3 negara mengatakan, kegiatan yang dilakukan Toyota Fortuner Club of Indonesia dinilai mampu memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata Indonesia.
"Ini bisa mempererat persahabatan dengan komunitas otomotif di Malaysia dan Brunei serta menjadi pelopor tertib berlalu lintas dan menjauhi segala bentuk narkoba," kata Agus.
Perjalanan touring ID42NER 3 negara menempuh jarak 4 ribu kilometer, melintasi Pontianak , Kuching Malaysia , Sarikei, Bintulu, Miri, KB, Bandar Sri Bengawan, Lawas, Kundasang dan Kinabalu.
Kegiatan ini merupakan inisiatif ID42NER dalam mejalankan agenda yang sudah terjadwal sejak tahun lalu.
Sebagai informasi, ID42NER merupakan komunitas pengguna kendaraan Toyota Fortuner yang berdiri sejak tanggal 13 Mei 2007. Saat ini, komunitas telah memiliki 1820 member yang tersebar di berbagai chapter di seluruh wilayah Indonesia.
Dari 9 Model yang Diekspor Toyota Indonesia, Fortuner Paling Diminati
Pencapaian ekspor salah satu raksasa otomotif asal Jepang di Indonesia, Toyota, cukup membanggakan. Selama 30 tahun kegiatan mengirim kendaraan buatan dalam negeri, kini jumlahnya sudah tembus lebih dari satu juta unit, sekaligus sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan industri otomotif di Tanah Air.
Toyota Indonesia sendiri mengekspor berbagai produk otomotif, mulai dari kendaraan utuh (Complete Built-up Unit atau CBU), kendaraan terurai (Complete Knock Down atau CKD), mesin utuh tipe TR dan NR, komponen kendaraan, hingga alat bantu produksi berupa jig (alat bantu proses pengelasan).
Sementara itu, dari sembilan model kendaraan utuh bermerek Toyota yang diekspor ke mancanegara, yaitu Toyota Fortuner, Kijang Innova, Vios, Yaris, Sienta, Avanza, Rush, Agya, dan Townace/Townlite, model SUV penantang Mitsubishi Pajero Sport menyumbang volume paling besar.
Secara kumulatif, total volume ekspor Toyota Fortuner sejak pengapalan perdana pada 2006, berjumlah lebih dari 410 ribu unit, atau sekitar 30 persen dari total volume ekspor CBU merek Toyota.
Jejak keberhasilan Toyota Fortuner, diikuti oleh model sedan Toyota Vios dan Toyota Rush. Pada 2014, Toyota Indonesia memulai ekspor perdana Vios dalam jumlah yang cukup signifikan ke negara Timur Tengah. Volume rata-ratanya sekitar 3 ribu unit per bulan. Toyota Vios menjadi sedan pertama buatan Indonesia yang mampu menembus pasar global dalam skala besar.
Sementara itu, sejak April 2018, Toyota Rush mengalami perluasan ekspor secara bertahap ke Asia, terutama Filipina, Timur Tengah serta negara berkembang lainnya.
Sebelum ekspansi ekspor ini, Toyota Rush hanya diekspor ke Malaysia. Hal ini menujukan upaya serius Toyota untuk menjadi produsen kendaraan yang berorientasi ekspor, dengan memperhatikan tren konsumen global yang menghendaki model SUV dan sedan.
"Besarnya volume ekspor merepresentasikan bahwa produk otomotif model SUV dan sedan dari Indonesia cukup kompetitif. Sehingga, bisa mengisi kebutuhan pasar global. Kami yakin, daya saing yang tinggi menjadi salah satu kunci sukses untuk membuka peluang menjadi produsen otomotif berorientasi ekspor," ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter, di Tanjung Priok, Rabu (5/9).
Advertisement
Dukungan industri lokal
Keberhasilan ekspor Toyota Indonesia ini, juga tidak lepas dari dukungan industri lokal. Tanpa industri dalam negeri yang kuat, peluang ekspor sulit untuk dicapai.
Di sisi lain, konsep peningkatan kandungan dalam negeri menjadi sangat strategis untuk dapat menciptakan kemandirian industri Indonesia terutama dari sisi volatilitas nilai tukar mata uang, jika bahan baku industri masih tergantung dari material impor.
Industri adalah salah satu kunci penting pertumbuhan ekonomi, karena menyerap tenaga kerja yang mendorong peningkatan daya beli. Jadi, pada akhirnya akan terlefleksi pada pertumbuhan ekonomi.
Industri dalam negeri yang memiliki daya saing tinggi, juga memiliki peran strategis dalam memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan ekonomi global. Melalui perannya sebagai substitusi impor dan penciptaan peluang ekspor.