Bersaing dengan Pertamina, Bagaimana Strategi SPBU BP Bertahan di Indonesia?

Fasilitas pengisian bahan bakar (SPBU) di Indonesia memang sudah menjamur. Pemain lama yang sudah menguasai pasar, seperti Pertamina dan Shell terus mengembangkan bisnisnya dengan membuka banyak di banyak tempat di Tanah Air.

oleh Arief Aszhari diperbarui 14 Feb 2019, 17:42 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 17:42 WIB
20160315-Hore, Harga BBM Pertamina Turun Rp 200 Per Liter-Jakarta
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Fasilitas pengisian bahan bakar atau stasion pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia memang sudah menjamur. Pemain lama yang sudah menguasai pasar, seperti Pertamina dan Shell terus mengembangkan bisnisnya dengan membuka banyak di banyak tempat di Tanah Air.

Namun, para penguasa pasar ini bakal mendapatkan satu pesaing baru, yaitu perusahaan energi terkemuka di dunia, BP yang bekerjasama dengan perusahaan lokal, AKR. Tidak main-main, meskipun baru membuka empat SPBU, namun BP-AKR memiliki target sebanyak 350 SPBU selama 10 tahun.

Lalu, bagaimana strategi BP-AKR bersaing dengan pemain lama, seperti Pertamina?

Dijelaskan Peter Molloy, Presiden Director PT Aneka Petroindo Raya, strategi untuk bersaing dengan para pemain lama, pada dasarnya dengan konsep besar SPBU sebagai one stop shopping.

"Kami tidak hanya menawarkan produk berkualitas dengan teknologi terbaik. Namun juga menyentuh gaya hidup," jelas Peter saat konfrensi pers pembukaan SPBU BP di The Ritz-Carlton Pacific Place, Glass House (Level 8), SCBD, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).

Lanjut Peter, dengan menyadari konsumen di Indonesia yang membutuhkan kenyamanan, maka SPBU yang dibangun dilengkapi berbagai fasilitas, seperti mini market dengan bekerjasama dengan Alfamart, tempat nongkrong minum kopi dengan Kopi Tuku, dan makanan seperti martabak Orins.

"SPBU bukan hanya menjual bensin atau oli, tapi juga ada tempat kopi, mushola, wifi, dan toilet. Dengan konsep ini, konsumen yang datang lalu pergi bisa, atau yang datang dan menghabiskan banyak waktu juga bisa terfasilitasi dengan baik," jelasnya.

Selanjutnya

Sementara itu, untuk investasi membuka satu SPBU tidak bisa ditulis dengan pasti, karena setiap tempat berbeda-beda. Misalkan, dari segi lahan, ada yang dari akuisisi atau lainnya.

"Kami sudah buka di empat SPBU di Jabodetabek, kemudian Surabaya. Setelah itu, akan ada evaluasi terlebih dahulu, apakah konsep yang kami tawarkan sudah cocok dengan di Indonesia atau belum," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya