Tesla akan Tutup Jaringan Dealernya, Bangkrut?

Perusahaan mobil listrik asal Negeri Donald Trump, Tesla, kabarnya akan menutup banyak dealer penjualannya. Apakah ini pertanda kebangkrutan Tesla?

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2019, 19:08 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2019, 19:08 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan mobil listrik asal Negeri Donald Trump, Tesla, kabarnya akan menutup banyak dealer penjualannya. Apakah ini pertanda kebangkrutan Tesla?

Melansir Carscoops, ini adalah upaya Tesla untuk memangkas biaya produksi. Jadi, Tesla akan mulai beralih dari penjualan konvensional ke penjualan online.

Di Amerika Serikat, Tesla punya 120 dealer, mayoritas ada di mall dan pusat perbelanjaan.

Tesla mengonfirmasi bahwa Model 3 termasuk yang akan bisa dipesan melalui online. "Lebih dari beberapa bulan ke depan, kami akan mulai menutup banyak toko, termasuk toko di tempat strategis sebagai galeri Tesla dan information center," jelas pihak Tesla.

Tesla menyebut bahwa jika mereka mengubah penjualan ke sistem online maka akan membantu mereka melakukan efisiensi biaya. Langkah ini juga akan berdampak pada turunnya harga kendaraan mereka rata-rata 6 persen.

"Ini memungkinkan kami mencapai harga USD 35.000 untuk Model 3," tambah Tesla.

Selain itu, penjualan online juga membuat konsumen lebih mudah memiliki Tesla. Bahkan, konsumen di seluruh penjuru dunia juga bisa memiliki Tesla.

Jika membeli secara online, konsumen sebenarnya tak bisa mencoba atau test drive. Maka, dengan menggunakan sistem online ini, Tesla akan memberikan kebijakan pengembalian 7 hari atau 1.609 kilometer.

Demi Menurunkan Harga Mobil, Tesla Pecat 3.000 Karyawan

Tesla akan kembali memecat karyawannya. Sebelumnya, Tesla pernah memecat 9 persen dari total pekerjanya pada Juni 2018. Namun pada pemecatan pertama, Tesla memperkerjakan karyawan baru untuk meningkatkan produksi Model 3. 

Mengutip Carscoops, kali ini sebanyak 7 persen yang akan dirumahkan. Itu berarti ada 3.000 pekerja yang akan kehilangan pekerjaan.

Menurut surat elektronik pemberitahuan yang dikirim ke seluruh karyawan itu, hal ini dilakukan untuk efisiensi demi membuat Tesla Model 3 punya harga murah. Dilansir Bloomberg, pengumuman itu menyebabkan harga saham Tesla turun sebesar 8,4 persen sebelum perdagangan reguler Amerika Serikat dimulai.

"Sayangnya kami tak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah karyawan full-time sekitar 7 persen," tulis penjelasan pada surat elektronik perusahaan.

Selagi melakukan perampingan ini, Tesla akan terus meningkatkan produksi Model 3 dan melakukan perbaikan teknik hingga beberapa bulan mendatang. Pabrikan yang berbasis di Palo Alto juga mengakui untuk meluncurkan Tesla Model 3 di semua pasar pada bulan Mei 2019 untuk menjangkau pasar yang lebih besar.

"Kami menghadapi pesaing besar, maka efeknya adalah Tesla harus bekerja lebih keras daripada produsen lain untuk bertahan hidup sambil membangun produk yang terjangkau dan berkelanjutan," tandas pihak Tesla.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya