Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu perusahaan otomotif yang terdampak pandemi Corona Covid-19, McLaren Group siap mengurangi ribuan karyawan di bawah program restrukturisasi.
Sedikitnya ada 1.200 pekerja di teknologi terapan, bisnis, dan balap yang harus dirumahkan karena tak memiliki pekerjaan setelah virus merebak.
Advertisement
Perusahaan asal Inggris tersebut juga menegaskan, pembatalan acara balap, menghentikan sementara kegiatan manufaktur dan penjualan ritel secara global menjadi penyebab utama.
"Ini sebenarnya adalah tindakan yang harus dihindari, karena kami telah melakukan langkah-langkah penghematan biaya yang dramatis di semua area bisnis. Tapi kami tidak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah tenaga kerja kami,” kata Ketua Eksekutif McLaren, Paul Walsh, seperti dilansir Reuters.
Jumlah karyawan yang harus dirumahkan tercatat mencapai 25 persen dari seluruh pekerja yang dimiliki McLaren. Sebelum adanya pemangkasan, perusahaan mobil mewah ini memiliki 4.000 pekerja.
Tim Formula 1
Khusus operasional Formula 1 McLaren diperkirakan akan kehilangan sekitar 70 orang dari 800 tenaga kerjanya.
Namun, diprediksi akan ada fase kedua pemangkasan pada 2021 begitu tim telah mempertimbangkan kesepakatan batas anggaran untuk seluruh cabang olahraga baru-baru ini.
Sementara krisis corona virus telah mendorong redudansi di seluruh kelompok, batasan biaya telah menjadi pengaruh terbesar pada tim balap.
Advertisement