Liputan6.com, Jakarta PT Mandiri Utama Finance (MUF), anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor, resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Geely Auto Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis dalam pembiayaan otomotif.
Acara penandatanganan ini berlangsung di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta. Kemitraan ini bertujuan untuk menghadirkan solusi pembiayaan yang fleksibel dan kompetitif bagi konsumen yang ingin memiliki kendaraan Geely di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Marketing SEVP Mandiri Utama Finance, Yanto Tjia, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mempermudah masyarakat Indonesia memiliki kendaraan berkualitas dari Geely. Dengan dukungan jaringan luas serta pengalaman MUF di industri pembiayaan, kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi konsumen sekaligus mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional.
Advertisement
"Kemitraan ini merupakan wujud nyata komitmen MUF dalam memberikan layanan pembiayaan terbaik kepada masyarakat. Dengan berbagai skema yang kompetitif dan fleksibel, kami berharap semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses kendaraan impian mereka dengan lebih mudah dan terjangkau," ungkap Yanto.
Sejalan dengan hal tersebut, CEO Geely Auto Indonesia, Victor Gao, menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi langkah signifikan bagi Geely dalam memperluas jangkauan pasar dan mempermudah konsumen untuk memiliki kendaraan Geely melalui skema pembiayaan yang lebih variatif dan terjangkau.
"Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa semakin banyak konsumen yang dapat mengakses kendaraan Geely dengan skema pembiayaan yang fleksibel dan kompetitif. Kami berterima kasih kepada para mitra perbankan dan jasa leasing yang telah mendukung langkah ini," ungkap Victor Gao.
Kerja sama ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan kendaraan Geely, tetapi juga sebagai kontribusi terhadap pertumbuhan industri otomotif nasional. Dengan meningkatnya akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau, diharapkan lebih banyak masyarakat dapat memiliki kendaraan berkualitas, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap industri dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Bank Mandiri Kantongi Laba Rp 55,8 Triliun pada 2024, Ini Rinciannya
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan kinerja tahun buku 2024. Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada akhir tahun 2024 naik 1,31% secara YoY.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh.
Di samping itu, Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mengoptimalkan ekosistem wholesale untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Dermawan menegaskan, langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya perseroan dalam menjangkau sektor potensial yang masih dapat dimaksimalkan, terutama dari sisi penyaluran kredit di berbagai wilayah Indonesia.
Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5% secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama.
Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.
Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri lanjut Darmawan, tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” kata Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri, Rabu (5/2/2025).
Advertisement
Kualitas Kredit
Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97% pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.
"Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas," ujar Darmawan.
Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah. Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5% secara YoY menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024.
Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.
Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko.
Tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304% pada akhir 2024. “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.
