Penjualan Tesla Terjun Bebas di Australia dan China, Ini Penyebabnya

Penjualan Tesla terjun bebas di beberapa pasar utama, seperti Jerman, Australia, dan juga China.

oleh Arief Aszhari Diperbarui 11 Mar 2025, 19:12 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 19:12 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Foto yang diabadikan pada 26 Oktober 2020 ini menunjukkan kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding Ting)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan Tesla terjun bebas di beberapa pasar utama, seperti Jerman, Australia, dan juga China. Situasi tersebut, kemudian memicu kekhawatiran dari kalangan para investor dan juga penggemar merek mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut.

Disitat dari Carscoops, di Jerman, penjualan Tesla mengalami penurunan lebih dari 25 persen dibandingkan tahun lalu. Beberapa analis berpendapat bahwa ketatnya persaingan dan peningkatan model kendaraan listrik dari merek lain, mulai menggerus pangsa pasar Tesla.

Selain itu, penerapan regulasi yang lebih ketat terkait emisi di Eropa juga menjadi tantangan tersendiri bagi produsen roda empat bertenaga baterai ini.

Australia tidak kalah mencolok, di mana penjualan Tesla anjlok hingga 47 persen dalam kuartal pertama 2025.

Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini, adalah kurangnya pasokan model terbaru serta peningkatan harga yang membuat beberapa konsumen beralih ke merek lain.

Memang, harga yang ditawarkan Tesla dalam beberapa bulan terakhir diubah, sehingga menarik perhatian konsumen yang lebih memilih alternatif yang lebih terjangkau.

Di China, pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, Tesla juga merasakan dampaknya. Penjualan turun hampir 30 persen, dan sebagian besar disebabkan oleh mulai menggeliatnya merek lokal, yang menawarkan produk dengan harga lebih kompetitif dan fitur canggih.

Model-model terbaru dari pabrikan Tiongkok ini berhasil menarik perhatian konsumen, membuktikan bahwa persaingan di pasar kendaraan listrik semakin ketat.

Sementara itu, Tesla masih mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan meningkatkan produksi dan memperkenalkan model-model baru yang diharapkan bisa menarik kembali minat konsumen.

Meski demikian, ada anggapan bahwa Tesla perlu melakukan penyesuaian strategi yang lebih agresif untuk tetap bersaing di pasar global yang semakin dinamis ini.

Promosi 1

Persaingan di Segmen EV

Pemerhati industri otomotif mengingatkan bahwa penurunan penjualan ini bukan hanya masalah bagi Tesla, tetapi juga bisa berdampak pada keseluruhan sektor kendaraan listrik.

Konsumen mungkin mulai mempertimbangkan lebih banyak pilihan yang ada, sehingga produsen kendaraan listrik lainnya harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan inovasi dan meningkatkan kebijakan pemasarannya.

Dengan tantangan yang semakin kompleks, masa depan Tesla dalam industri otomotif masih menyisakan banyak pertanyaan. Apakah mereka mampu bangkit kembali dan meraih kembali kepercayaan konsumen?

Hanya waktu yang akan menjawab, namun dengan inovasi terus menerus, Tesla tetap menjadi pemain kunci yang tidak bisa diabaikan.

 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya