Liputan6.com, Jakarta - Kaca spion kini menjadi komponen yang wajib ada di setiap kendaraan bermotor, baik mobil ataupun motor. Alat ini berfungsi untuk melihat ke belakang saat hendak berbelok.
Dilihat dari sejarahnya, kaca spion ternyata lahir dari arena balap. Awal mulanya, pada awal abad ke-20, dunia kebut-kebutan baru berkembang. Saat itu, mobil balap tidak dilengkapi spion. Untuk melihat ke belakang, pembalap mengandalkan asisten.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya asisten ini bertugas untuk memperbaiki mobil yang rusak saat balapan. Namun ketika mobil semakin jarang rusak, fungsi asisten ini hanya sebagai pengamat. Ia akan mengamati keadaan, lalu melaporkannya ke pembalap.
Suatu ketika tahun 1911, pembalap bernama Ray Harroun kesulitan mencari asisten untuk turnamen Indianapolis 500.
Karena tidak juga ketemu sampai menjelang balapan, akhirnya dia mengakalinya dengan memasangkan cermin di mobil.
"(Harroun) terinspirasi dari sesuatu yang dia lihat di kereta kuda," tulis laman historygarage.com.
Berhasil
Trik Harroun ternyata membuahkan hasil yang baik. Ia tetap dapat melihat ke belakang tanpa asisten. Selain itu, dengan berkendara sendiri, maka mobil bisa melaju lebih cepat. Harroun pun disebut memenangkan lomba.
Tak ada yang menyangka kalau di musim selanjutnya, seluruh pembalap yang ikut dalam kompetisi menggunakan perangkat serupa.
Â
Advertisement
Digunakan Pada Kendaraan Penumpang
Sejak saat itulah penggunaan spion semakin merebak, bahkan di kendaraan-kendaraan penumpang biasa.
"Sebagian besar sejarawan menilai Harroun menginspirasi penemuan spion, meskipun ia sendiri mengakui bahwa ia meminjam gagasan itu," pungkas laman tersebut.