Liputan6.com, Jakarta - Besarnya populasi kendaraan bermotor turut mempengaruhi tingkat polusi suara. Selama ini kita hanya mengetahui polusi suara hanya akan mengganggu pendengaran manusia. Namun ternyata masalah kesehatan lain juga bisa muncul karena gangguan suara ini.
Dikutip dari Jalopnik, Minggu (28 Februari 2021), polusi suara yang diakibatkan oleh kebisingan lalu lintas berakibat fatal, lebih buruk daripada pendengaran terganggu.
Advertisement
Baca Juga
Menurut studi dari Annual Review of Public Health, tingkat kerusakan dari suara tersebut dianggap membahayakan hanya setelah periode waktu yang lama.
Pada studi yang dikutip oleh The Atlantic City tahun 2020, respon fisik tubuh terhadap suara keras mempengaruhi endotelium atau lapisan dalam arteri dan pembulu darah.
Lapisan akan meradang dan akan mengganggu fungsi pembuluh darah yang kemudian akan menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Padahal kita sudah menghindari banyak gangguan pendengaran dengan mengurangi bepergian ke tempat, seperti konser atau lapangan tembakan. Tapi masih saja dapat terkena gangguan kebisingan dari lalu lintas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penyebab Mobil Keluarkan Suara Bising
Suara dari truk bisa memproduksi dari 70 hingga 90 desibel dan sirine mobil bisa sampai 120 desibel.
Mobil dengan peredam suara yang jelek juga dapat menghasilkan kebisingan dan beberapa mobil bisa saja menghasilkan produksi polusi suara yang lebih parah dari mobil lain.
Mobil seperti Jeep akan lebih menghasilkan polusi lebih besar dari pada mobil sedan atau wagon. Salah satu yang dapat mempengaruhi tingakatan suara adalah dari ban atau radio kendaran yang digunakan.
Untuk mengurangi kebisingan tersebut dapat dilakukan dengan memakai helm, seperti helm muka penuh (full face). Namun sayangnya tidaklah mungkin orang di dalam mobil atau rumah akan memakai helm hanya untuk mengurangi paparan suara.
Penulis: Josephine Widya
Sumber: Dream.co.id
Advertisement