Liputan6.com, Jakarta - Kontur jalan raya di Indonesia, atau di belahan dunia sejatinya tidak dibuat sama. Jalanan lurus, biasanya memiliki bidang yang datar (tentu dengan mengeluarkan variabel jalanan rusak atau bergelombang). Namun ketika tikungan, jalanannya miring beberapa derajat.
Mungkin, tidak semua sadar dengan perbedaan ini. Namun, kalau pun sadar, mungkin tidak tahu apa sebab jalanan berbelok dibuat miring.
Sejatinya, semuanya sebetulnya berkaitan dengan ilmu fisika. Ketika kita melewati jalanan yang miring, badan akan terasa terlempar atau bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah belokan. Dalam fisika, ini dikenal dengan gaya sentrifugal, dan ini juga jadi alasan kenapa jalan belok dibuat miring.
Advertisement
Gaya sentrifugal, menurut laman teknosains.id, adalah gaya yang secara jelas mendorong atau menarik objek dari pusat rotasi.
Secara sederhana, untuk kasus jalanan miring, gaya sentrifugal adalah gaya yang mendorong ke arah luar lingkaran.
Pada saat menikung sebetulnya kita sedang membuat gerak melingkar, meski tidak utuh. Pada kondisi jalanan rata, hal ini dapat membuat pengendara seakan terdorong ke luar tikungan, atau ada gaya yang malah memaksa kendaraan untuk lurus (menjauhi pusat rotasi).
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fungsi Jalanan Miring
Di sinilah fungsi jalanan yang miring. Kemiringan dibutuhkan untuk menahan, atau minimal mengurangi gaya sentrifugal yang memaksa kendaraan keluar lintasan.
Secara empiris ini jelas terasa. Beban yang ditanggung di tangan ketika pegang stir atau stang akan jauh lebih ringan.
Untuk menentukan kemiringan ada hitung-hitungannya sendiri. Namun yang jelas, ia ditentukan berdasarkan kecepatan kendaraan. Semakin cepat rata-rata kendaraan yang melewatinya, maka sudut kemiringan akan semakin besar. Membuat jalan bukan perkara menempelkan aspal saja.
Â
Advertisement