Liputan6.com, Jakarta - Chery terus menancapkan tajinya di pasar Indonesia. Pabrikan asal China ini juga siap melakukan produksi kendaraannya secara completely-knock down (CKD) pada tahun ini.
Dalam keterangan resminya, PT Chery Sales Indonesia (CSI) menyatakan telah menyiapkan perakitan CKD yang dilengkapi dengan body painting dan akan memulai CKD penuh pada Oktober 2023.
Dan pada 2024, CSI menargetkan untuk mencapai tingkat lokalisasi sebesar 40 persen dan memulai ekspor pada paruh kedua tahun ini. CSI juga fokus untuk memperluas jaringan sebanyak 60 diler hingga akhir tahun ini.
Advertisement
Sebelumnya Harry Kamora, Vice President PT CSI mengatakan, komitmen investasi Chery di Tanah Air berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo, dan juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Dari Chery International dan kami di Chery Indonesia, ditunjuk sebagai basis produksi setir kanan (Indonesia). karena dalam menentukan punya pilihan ketat, yaitu Thailand dan Indonesia," jelas Harry, beberapa waktu lalu.
Lanjut Komara, meskipun Thailand bergerak lebih agresif, namun Chery lebih pilih Indonesia karena material yang dibutuhkan seperti nikel memang ada di Indonesia.
"Dari sisi Chery berpikir, China produksi mobil sudah 20 tahun setir kiri, untuk konsumsi negara mereka sendiri dan ekspor dengan jumlah besar. Baru dua tahun ini mereka lihat setir kanan, negara mana yang berpotensi untuk setir kanan, seperti Afrika Selatan termasuk Indonesia dan seterusnya," tambah Kamora.
Incar Segmen Atas, Chery Belum Tertarik Jual Mobil Listrik Mungil
Di kampung halamannya, Chery memiliki lini produk mobil listrik yang cukup lengkap. Namun untuk pasar Indonesia, pabrikan asal Tiongkok itu belum tertarik untuk bermain di kelas bawah.
Mereka menyasar konsumen kelas menengah ke atas dengan menawarkan Omoda 5 EV hingga Tiggo 8 Pro PHEV yang bakal dirilis dalam waktu dekat.
Padahal, Chery bisa saja menyaingi Wuling Air ev lewat produknya QQ Ice Cream. Pasalnya, mobil listrik berpostur mungil tengah itu digandrungi.
Diutarakan oleh Vice President Chery International sekaligus President PT Chery Sales Indonesia (CSI), Shawn Xu, QQ Ice Cream bukanlah bagian dari strategi Chery di Tanah Air dan mereka punya perbedaan segmen konsumen dengan Wuling.
"Pertanyaan ini memang sudah banyak ditanyakan baik dari diler dan rekan media. Namun kembali jelaskan, kami sudah ada beberapa model yang dijual di Indonesia, seperti Tiggo 7, Tiggo 8, dan Omoda 5. Banyak pertimbangan kami soal brand building, maka dari itu kami menggunakan model flagship agar konsumen tahu bawa kita berbeda," kata Shawn Xu, saat wawancara eksklusif di Headquarter Chery International di Wuhu, Cina, belum lama ini.Â
Masih dijelaskan olehnya, menjual mobil listrik QQ Ice Cream sejatinya adalah hal yang bisa saja dilakukan. Dari segi harga bisa dibuat lebih kompetitif dengan fitur yang mumpuni. Namun faktor segmentasi di tiap negara sudah ditentukan. Chery di Indonesia, menurutnya ingin hadir dengan level yang lebih tinggi.
"Chery QQ Ice Cream bisa saja memiliki biaya yang sangat rendah bila dimasukkan ke Indonesia dan kami bisa meraup banyak penjualan. Namun, hal itu bukanlah yang kami inginkan, kami coba dengan produk yang levelnya lebih advanced," kata dia.
Maka dari itu, untuk bersaing di segmen mobil listrik Indonesia, Chery akan segera memasarkan Omoda 5 EV ketimbang menjual QQ Ice Cream. "Kami lebih tertarik (menjual) Omoda 5 EV yang didasarkan pada standar global. Dari sisi produk sangat kuat, Omoda 5 EV adalah model pertama yang kami perkenalkan di global termasuk nantinya ke Indonesia," ucapnya.
Dari segi kemampuan dan kebutuhan, Shawn Xu melihat bila kendaraan listrik murni dengan komposisi 4 pintu lebih dibutuhkan oleh pelanggan, ketimbang mobil listrik mungil 2 pintu. Dengan dimensi yang lebih besar akan berdampak pada jarak jangkau serta kelengkapan fitur, dan kenyamanannya.
"Omoda 5 EV adalah mobil listrik 4 pintu, sedangkan mobil listrik 2 pintu penggunaanya sangat terbatas. Jadi dengan mobil 4 pintu, Anda bisa menggunakannya ke mana saja dan mampu membawa penumpang lebih banyak. Jadi itu yang kami inginkan (di pasar Indonesia)," jelasnya.
Advertisement