Liputan6.com, Jakarta - Sebagai komponen penting pada kendaraan, mengetahui kondisi ban memang sangat diwajibkan. Terlepas dari itu, Anda juga mesti mengetahui seluk beluk tentang ban, termasuk angka berupa kode-kode menempel di dinding ban.
Sebagai contoh P 250 / 55 R 18 90 Y. Kode P di awal merupakan jenis ban yang diletakkan di depan barisan kode.
Baca Juga
P sendiri berarti Passenger atau penumpang, artinya ditujukan untuk kebutuhan mengangkut orang. Adapun kode lainnya seperti LT yang berarti Light Truck yang tentunya untuk jenis kendaraan truk ringan.
Advertisement
Kemudian ada ST dengan kepanjangan Special Trailer. Bila Anda menemukan kode T artinya ia adalah ban cadangan, lantaran T berarti Temporary atau sementara.
Angka 250 selanjutnya merupakan lebar tapak ban atau permukaan yang menempel dengan jalan. Ukurannya disetel dalam satuan milimeter.
Ia kemudian diikuti angka 55, ini merupakan rasio tinggi atau dinding ban. Hitungannya dalam persen dikalikan lebar tapak ban. Dalam kasus ini berarti 55 persen dari 205 mm adalah 137,5 mm.
Huruf R di belakang ukuran ban merupakan jenis konstruksi. R berarti radial. Selain jenis ini adapula bias, run flat tyre atau RFT. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri.
Setelahnya diikuti angka yang menunjukkan diameter dari roda yang dihitung dalam satuan inci. Dari contoh di atas memiliki garis tengah 18 inci. Ini sangat penting agar sesuai dengan pelek yang digunakan.Â
Angka terakhir adalah indikator beban yang dapat ditopang. Angka 90 bukan berarti bobot yang dapat diterima ban sebanyak 90 kg.
Â
Jadi Patokan
Detailnya sebagai berikut: 62 = 265 kg, 63 = 272 kg, 64 = 280 kg, 66 = 300 kg, 68 = 315 kg, 70 = 335 kg, 73 = 365 kg, 74 = 375 kg, 75 = 387 kg, 88 = 560 kg, 89 = 580 kg, 90 = 600 kg, 91 = 615 kg, 92 = 630 kg, 93 = 650 kg, 94 = 670 kg, 95 = 690 kg, 96 = 710 kg, 97 = 730 kg, 98 = 750 kg, 99 = 775 kg dan 100 = 800 kg.
Nilai terakhir dalam bentuk huruf menunjukkan batas kecepatan yang dapat diterimanya. Y berarti ban dapat digunakan hingga kecepatan maksimal 300 km per jam.
Adapun ukuran lainnya, yaitu Q dengan kecepatan maksimal 160/jam, S 180 km/jam, T 190 km/jam, U 200 km/jam, H 210 km/jam, V 240 km/jam, W 270 km/jam dan Z 240 km/jam.
Terakhir kode produksi. Letaknya tak menyatu dengan indikator di atas. Biasanya lebih kecil dan berupa deretan angka.
Misalnya 4020, angka 40 berarti pekan dalam setahun atau minggu ke-40. Sedangkan dua angka di belakangnya, yakni 20 adalah tahun pembuatan yang berarti 2020.
Ingat, kode produksi tak ada kaitannya dengan waktu kedaluwarsa. Ini hanya menjadi patokan bagi pabrikan untuk mengetahui waktu produksi sehingga memudahkan pelacakan bila terjadi kesalahan produksi.
Sumber: Oto.com
Advertisement