Liputan6.com, Jakarta - Samsung memamerkan teknologi baterai terbarunya bernama baterai solid-state atau oksida solid-state di gelaran SNE Battery Day Expo 2024 di Seoul, Korea Selatan. Baterai tersebut dirancang khusus dengan beberapa klaim yang mengesankan.
Unit baterai awal dari jalur produksi baterai solid-state telah dikirim ke beberapa produsen kendaraan listrik (EV), dan mereka sudah menguji sel-sel ini selama sekitar enam bulan.
Baca Juga
Perusahaan asal Korea Selatan mencatat bahwa produsen mobil sangat tertarik dengan paket baterai solid-state karena lebih ringkas, lebih ringan, dan jauh lebih aman dibanding baterai EV saat ini. Meski memiliki banyak keunggulan, ongkos produksi baterai solid-state dikatakan sangat mahal.
Advertisement
Hal ini menyebabkan penggunaan awalnya hanya di pasar EV “Super Premium”. Samsung mendefinisikan sebagai kendaraan listrik kelas atas, sebab mampu melaju lebih dari 600 mil (965 Km) dengan sekali pengisian daya.
Teknologi baterai solid-state oksida Samsung menawarkan kepadatan energi sekitar 500 Wh/kg, atau hampir dua kali lipat dari baterai yang ditemukan di sebagian besar kendaraan listrik saat ini.
Samsung sudah bekerja sama dengan produsen mobil besar untuk menggabungkan teknologi baterai solid-state ke dalam kendaraan listrik masa depan.
Salah satunya Toyota. Perusahaan otomotif terbesar di Jepang dan Samsung berencana memulai produksi massal baterai solid-state pada 2027.
Toyota telah mengindikasikan bahwa baterai solid-state pertama kali akan muncul pada kendaraan listrik premium dengan merek Lexus. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan di pasar masih beberapa tahun lagi.
Di lain sisi, CATL, produsen baterai kendaraan listrik terbesar di China juga sedang mengembangkan baterai solid-state. Pihaknya menargetkan tingkat penetrasi baterai solid-state sebesar 1 persen pada 2027. Selain Samsung dan CATL, LG juga turut mengembangkan teknologi ini.
Namun untuk menonjol dari para pesaingnya, Samsung berencana menawarkan paket baterai solid-state yang dapat diisi daya dalam 9 menit dan memiliki masa pakai hingga 20 tahun.
Inovasi Baterai NIO
Meskipun spesifikasi ini mengesankan, produsen baterai Tiongkok juga telah mengumumkan teknologi serupa.
NIO misalnya, menawarkan paket baterai 150 kWh dengan elektrolit semi-padat yang mampu menempuh jarak lebih dari 650 mil (1046 Km) dalam uji kecepatan jalan raya dengan sedan premium ET9 mereka.
Mengenai klaim pengisian daya selama 9 menit, Samsung kemungkinan mengacu pada kemampuan pengisian daya baterai dari 10 persen atau 20 persen hingga 80 persen.
Jika kita melihat China, beberapa produsen kendaraan listriknya menawarkan kecepatan pengisian daya yang sama. Pengisi daya 480 kW dan terkadang bahkan 600 kW adalah suatu keharusan. Namun, di sana stasiun pengisian daya berkapasitas ini sangat sedikit.
Masa pakai baterai 20 tahun dan garansi yang sesuai menjadi standar dalam industri ini. CATL dan yang lainnya telah mengumumkan tak perlu mengganti baterai jika belum menyentuh "sejuta mil".
NIO dan CATL juga berupaya memberikan garansi baterai selama 15 tahun untuk membantu membangun pasar kendaraan listrik bekas yang layak.
Lalu, apa artinya ini bagi pasar kendaraan listrik? Kemajuan terus terjadi dan teknologinya terus meningkat. Kemungkinan besar teknologi baterai solid-state akan hadir pada 2030, tetapi mungkin tidak untuk pasar massal.
Bagaimanapun, meskipun teknologi ini hanya untuk orang kaya pada awalnya, pada akhirnya kendaraan ini akan memasuki pasar bekas.
Sumber: Oto.com
Advertisement