Mendagri Harap Tak Ada Lagi Titik Rawan Konflik di Pilkada

Menurut Tjahjo, adanya dualisme partai politik memiliki pengaruh di daerah, sehingga kerawanan konflik masih berpotensi terjadi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 11 Agu 2015, 21:58 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 21:58 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo
Mendagri Tjahjo Kumolo menghadiri diskusi Bincang Senator 2015 bersama Liputan6.com di Senayan City, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berharap tak ada lagi titik rawan konflik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang akan dihelat pada 9 Desember mendatang.

Sebab, menurut Tjahjo, berkaca pada pelaksanaan Pilkada 5 tahun silam, dari 269 daerah titik rawan konflik diyakini tak lebih dari 10 daerah.

"Kalau kita mencermati 5 tahun lalu, tidak begitu banyak. Memang di Papua ada 2 daerah, Sulsel, Maluku, NTT, Sumetera. Dari 269, memang tidak sampai 10 (daerah rawan) kalau merujuk 5 tahun lalu. Mudah-mudahan ini enggak ada," kata Tjahjo di sela-sela pembekalan terhadap seluruh Kapolda dan Kapolres yang mengikuti Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) di PTIK, Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Menurut Tjahjo, adanya dualisme partai politik memiliki pengaruh di daerah, sehingga kerawanan konflik masih berpotensi terjadi.

"Kepolisian mencermati adanya dualisme parpol , yakni Golkar dan PPP berdampak di daerah. Dari hasil pendaftaran, enggak ada masalah, kecuali di Mataram, Manggarai Barat (Mabar). Kalau daerah lain enggak ada laporan signifikan," ucap Mendagri. (Ron/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya