PDIP Tutup Pendaftaran Pilkada DKI Jakarta Sore Nanti

Hingga saat ini sudah 38 orang yang mendaftar maju Pilkada DKI Jakarta ke PDIP.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 25 Apr 2016, 09:09 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2016, 09:09 WIB
20160405-PDIP-Tim-Kampanye-Pilkada-Jakarta-Hasto-Kristiyanto-YR
Suasana acara Pelatihan Manajer Tim Kampanye Pilkada Serentak di kantor PDIP, Jakarta, Selasa (5/4). PDIP gelar pelatihan manajer tim kampanye untuk menghadapai Pilkada serentak mendatang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menutup pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sore nanti. Hingga hari ini sudah ada 38 orang yang mendaftar.

Beberapa nama tenar yang mendaftar Pilkada DKI Jakarta ke PDIP misalnya Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Hasnaeni Moein "Wanita Emas", Politikus PPP Abraham Lunggana dan Politikus Gerindra Sanddiaga Uno. Namun, Djarot Saeful Hidayat dan Boy Sadikin tidak ikut mendaftar.

"Kalau Pak Djarot dan Pak Boy diusulkan dari pengurus DPD. Beliau tidak harus mendaftar tetapi namanya sudah tercatum karena diusulkan," kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP DKI, Gembong Warsono kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (25/4/2016).

Gembong mengakui jika sampai saat ini belum ada nama yang menonjol sebagai calon gubernur. Namun, kata dia, calon yang menonjol itu akan segera terlihat setelah PDIP melakukan uji kepatutan dan kelayakan serta survei terhadap orang-orang yang mendaftar.

"Sampai saat ini belum melihat siapa yang akan dicalonkan ke DPP," ujar dia.

Meski begitu, kata dia, partainya tidak menutup kemungkinan akan mencalonkan seseorang di luar yang mendaftar atau diusulkan saat ini.

"Bisa saja nanti lewat penugasan. Kalau lewat penugasan walaupun tidak dicalonkan atau mendaftar bisa saja. Kalau penugasan hanya prerogatif ketua umum. Nggak sembarangan orang," ujar Gembong.

Gembong pun yakin jika partainya sudah mengajukan calon, maka elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai petahana akan turun.

"Hari-hari ini elektabilitasnya Ahok tinggi, karena baru sendirian. Belum ada rival. Ketika partai sudah ada calon pasti elektabilitas incumben akan menurun, apalagi calon yang dimunculkan punya kualitas baik," tutup Gembong.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya