Sekjen PDIP: Menangkan Pilkada Agar Bisa Perangi Narkoba

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan perang terhadap kejahatan narkoba harus didukung penuh melalui sikap dan gerakan partai.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 11 Sep 2016, 02:36 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2016, 02:36 WIB
20160720-PDIP-Gelar-Pelatihan-Penggerak-Ekonomi-Kerakyatan-YR
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sambutan pembukaan di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (20/7). PDIP gelar Pelatihan Manajer Penggerak Ekonomi Kerakyatan yang diikuti utusan dari 34 DPD PDIP seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perang terhadap kejahatan narkoba harus didukung penuh melalui sikap dan gerakan partai.

Untuk itulah, PDIP secara khusus menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso atau Buwas, untuk memberikan pembekalan bagi para kader calon kepala daerah di Sekolah Partai.

Kepada para peserta sekolah partai, Hasto menekankan pentingnya memenangi Pilkada Serentak 2017, agar bisa memimpin masing-masing daerahnya untuk memerangi narkoba.

"Di sinilah, DPP akan mengeluarkan instruksi bahwa masalah narkoba ini menjadi ancaman serius, dan menjadikan gerakan ini satu arah," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/9/2016).

"Dan juga ini menjadi penting, para calon kepala daerah penting memenangi daerah, untuk bisa memimpin daerahnya memerangi narkoba," dia menambahkan.

Hasto mengingatkan, ancaman narkoba sebagaimana disampaikan Buwas dalam materinya, begitu nyata. Dengan demikian, PDIP harus memberikan dukungan dalam memerangi narkoba sebagai ancaman bangsa. Terlebih, Presiden Jokowi juga sudah mendeklarasikan untuk perang terhadap narkoba.

"Partai harus memberikan dukungan politik sepenuhnya kepada pemerintahan Presiden Jokowi, dalam memerangi narkoba, dan memberikan hukuman mati bagi para penjahat narkoba," Hasto menegaskan.

Bahaya Narkoba

Sementara, Buwas saat menyampaikan materi mengatakan, dirinya selalu bersemangat ketika berbicara bahaya narkoba, karena memang ancamannya begitu besar dan nyata.

Dia selalu melihat masalah narkoba secara utuh, tidak hanya sepotong-sepotong. Sehingga punya tekad untuk memerangi narkoba secara total, tidak sepotong-sepotong.

Buwas menyampaikan gambaran masalah narkoba adalah ancaman serius bagi bangsa. Dari tindakan BNN dan Polri selama 2015, narkoba jenis sabu yang disita mencapai enam ton. Bahayanya, itu bisa disalahgunakan bagi tiga juta jiwa.

"Ini betul-betul ancaman, setiap hari 40 sampai 50 orang meninggal dunia karena penyalahgunaan narkoba, ini data dan informasi akurat," ungkap dia.

Buwas mengungkapkan saat ini di Indonesia ada 72 jaringan narkoba berkelas internasional. Di antara jaringan tersebut adalah terhubung dengan almarhum Freddy Budiman. Jaringan itu per tahunnya menghasilkan hingga triliunan rupiah.

"Jadi kita bisa bayangkan, kalau satu jaringan satu tahun Rp 1 triliun, maka ada sekitar Rp 72 triliun yang dibelanjakan untuk narkoba," terang dia.

Dalam konteks itulah, Buwas mengapresiasi PDIP membuka Sekolah Partai calon kepala daerah yang di dalamnya ada materi tentang perang terhadap narkoba.

"Saya berharap, kader calon kepala daerah inilah yang harus punya komitmen untuk memerangi narkoba," Buwas menandaskan.


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya