Kapolri: Timses Jangan Halalkan Segala Cara di Pilkada DKI 2017

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau agar semua pihak mendukung suksesnya pesta demokrasi di ibu kota.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 26 Sep 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2016, 20:20 WIB
20160901-HUT-Polwan-ke-86-Jakarta-Tito-Karnavian-HA
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pilkada DKI 2017 menjadi barometer terciptanya pesta demokrasi di seluruh Indonesia. Karena itu, pelaksanaan pilkada yang aman dan lancar menjadi atensi besar bagi Polri.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun mengimbau agar semua pihak mendukung suksesnya pesta demokrasi di ibu kota. Dia juga meminta agar tim sukses (timses) masing-masing calon tidak menghalalkan segala cara untuk menang.

"Kepada pasangan calon, timses pendukung, saya minta laksanakan demokrasi sesuai dengan aturannya. Tentunya semua berharap ingin menang, tapi tidak menghalalkan segala cara," ujar Tito saat berkunjung ke Mapolda Metro Jaya, Senin (26/9/2016).

"Saya minta tetap menjaga iklim stabilitas keamanan masyarakat, karena ini pesta demokrasi, bukan pesta kekerasan, jangan sampai ada kekerasan," sambung dia.

Selain itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini juga mengimbau agar semua pihak terkait, baik KPU maupun Panwaslu agar bersikap netral dalam Pilkada DKI ini. Begitu juga kepolisian, agar tetap netral dalam mengawal pesta demokrasi ini.

"Kemudian kepada media juga saya minta tolong, beritakan pemberitaan-pemberitaan yang mendinginkan, menyejukkan suasana, jangan memanaskan situasi. Jangan juga bersifat povokatif yang membuat masyarakat akhirnya jadi terbawa emosi," pinta Tito.

Untuk mewujudkan itu semua, Polri bakal menggandeng tokoh-tokoh masyarakat dan juga relawan independen untuk mengawasi berlangsungnya Pilkada DKI yang aman, tertib, damai, dan demokratis.

Pihaknya juga akan menggalakkan patroli cyber untuk mengantisipasi pelanggaran atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) melalui sosial media. Juga untuk mencegah isu-isu SARA yang dapat menimbulkan perpecahan.

"Jadi silakan pesta demokrasi berjalan, tapi tidak boleh ada isu provokatif yang mengarah pada kekerasan. Kita harus kampanyekan lawan kekerasan. Demokrasi adalah pesta untuk kita bergembira ria menyampaikan hak politik, bukan hak untuk melakukan kekerasan," pungkas Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya