Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ingin membangun Rumah Pancasila, seperti yang diimpikan Presiden Soekarno. Itu bisa terwujud bila dia kembali terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017.
Ahok mengakatan saat awal dirinya memimpin Jakarta bersama Joko Widodo atau Jokowi, pembangunan Rumah Pancasila banyak terhambat, termasuk unjuk rasa yang kerap meminta dia turun.
"Ketika saya bisa menjadi Gubernur DKI karena ikut Pak Jokowi didemo-demo kagak turun, ini Rumah Pancasila jadinya setengah tembok kira-kira," kata Ahok saat perayaan ulang tahun ke-80 Sabam Sirait di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
Advertisement
Menurut Ahok, keinginan tersebut akan tercapai bila dirinya kembali terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017. Tembok Rumah Pancasila akan kokoh berdiri.
"Kalau tahun depan saya bisa terpilih karena prestasi saya, bukan karena SARA. Kami akan betul-betul adu program maka tembok Rumah Pancasila selesai," tegas dia.
Bahkan, Ahok berandai-andai jika konstitusi mengizinkan kaum minoritas memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi presiden, maka Rumah Pancasila bisa selesai dibangun.
"Kalau satu hari, kalau seseorang yang dicap minoritas di negeri ini dijamin konstitusi bisa menjadi presiden republik ini, maka atap dan pagar Rumah Pancasila lengkap kita bangun," pungkas Ahok.
Ribuan umat Muslim dari berbagai elemen, Jumat kemarin 14 Oktober 2016, berdemo di Balai Kota Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka mendesak agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dihukum, terkait dugaan penistaan Alquran.
Ahok sendiri sudah meminta maaf lantaran mengutip ayat Alquran, saat mengunjungi Pulau Pramuka pada 27 September lalu itu.
"Saya sampaikan kepada semua umat Islam, ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Untuk semua pihak yang jadi repot, gaduh gara-gara saya, ya saya sampaikan mohon maaf," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin 10 Oktober 2016.