Tak Dukung Ahok, Djan Faridz Jadikan Lulung Mata-Mata?

PPP Djan Faridz resmi dukung pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017‎.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 18 Okt 2016, 06:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2016, 06:45 WIB
20160511-Cagub-DKI-Jakarta-Johan-Tallo
Hj. Lulung saat menghadiri acara fit and proper test untuk para balon Gubernur DKI Jakarta di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (11/5). Sebanyak 32 peserta calon Gubernur/Wagub DKI yang mengikuti fit and proper test tersebut. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan ‎Faridz resmi mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), di Pilkada DKI 2017.

Namun deklarasi dukungan tersebut tak dihadiri Ketua DPW PPP DKI Abraham Lunggana atau Lulung. Ketidakhadiran Lulung pada acara tersebut, semakin menunjukkan kader PPP itu enggan mendukung Ahok-Djarot.

Apalagi, sebelumnya Lulung sowan ke rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Indikasinya, Lulung mendukung pasangan Agus-Sylviana pada Pilkada DKI 2017.

Namun, Ketua Umum PPP kubu Djan Faridz menanggapi sikap kadernya itu dengan santai. ‎Djan bahkan berseloroh, Lulung sengaja ditugaskan menjadi mata-mata.

‎"Enggak masalah. Nanti dia balik, biar kami tempatkan di sana, dia jadi mata-mata," gurau Djan usai deklarasi dukungan ke Ahok-Djarot di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin 17 Oktober 2016 malam.

Djan menyatakan, Lulung tetap bersikeras menolak mendukung pasangan Ahok-Djarot hanya untuk menjaga hubungan baik antara PPP dengan sejumlah partai politik lain.

Selain itu, kata Djan, Lulung juga untuk menjaga stabilisasi politik agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, selama proses Pilkada DKI 2017.

"Pak Haji Lulung itu kita pengin beliau menjaga hubungan baik dengan yang lain-lain. Jadi kalau ada gerakan dari mereka itu kita tahu lebih dulu. Sehingga tidak terjadi adu domba di antara calon. Bagus itu Lulung," tandas dia.

Meski Lulung pernah menyatakan tidak akan mendukung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017, namun Djan tetap meyakinkan kadernya itu, satu suara dengan keputusan PPP yang ia pimpin.

"Dia tidak pernah menyatakan demikian. Salah. Apapun keputusan DPP PPP dia akan hormati dan dia akan laksanakan," tegas dia.

Tak hanya dengan pasangan Agus-Sylviana, Djan mengklaim dirinya juga menugaskan Lulung menjaga hubungan baik dengan pasangan Anies Baswedan-Sanidaga Uno.

"Supaya tidak ada saling fitnah. Jadi ada yang memperbaiki kalau ada yang dengar kita yang enggak-enggak. ‎Kalau ada masalah dengan Ahok, beliau juga yang menjelaskan," tegas Djan.

Pemberian Sanksi

Djan menyatakan tidak akan memberikan sanksi terhadap Lulung. Dia tetap menganggap Lulung memiliki peran penting pada kebijakan partai, dalam mendukung pasangan Ahok-Djarot.

"Enggak ada (sanksi). Dia baik kok. Jadi juru bicara DPP, bagus dong. Jadi kita tidak pernah ada lagi saling fitnah. Itu yang kita mau cegah," ucap Djan.

Padahal, menurut Menteri Perumahan Rakyat era SBY, Lulung beberapa kali telah menyatakan sikapnya tidak akan mendukung Ahok-Djarot.

‎Djan menegaskan posisi Lulung sebagai Ketua DPW PPP DKI tetap aman. Begitu juga posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP.

"Tetap (Ketua DPW PPP DKI). Kalau enggak, akan saya pecat kalau dia melanggar. Memang tugas dia itu menjadi mediator di antara tiga (pasangan calon) ini. Beliau ini di tengah. Peran beliau bagus sekali," Djan menandaskan.

Sementara, Sekjen DPP PPP kubu Djan, Dimyati Natakusumah menyatakan, partainya akan menjatuhkan sanksi terhadap siapa pun yang tidak mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sanksi tersebut juga bakal berlaku bagi Lulung.

"Ada sanksi. Tidak berlaku terhadap Haji Lulung saja. Terhadap siapa pun kalau sudah kontrak politik, sudah dirapatkan DPP, sudah diputuskan, itu wajib dipatuhi," ujar Dimyati, sebelum deklarasi dukungan untuk Ahok-Djarot.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya