Liputan6.com, Jakarta Awal mulanya, Kalijodo merupakan tempat dikenal dengan kegatan prostitusinya, kini di kawasan tersebut berdiri megah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak dan perempuan (RPTRA), selain itu, juga akan segera berdiri sebuah masjid jami Kalijodo, Al-Mubarokah, yang memiliki arti tempat yang dilimpahi berkah.
Masjid Jami Al Mubarokah Kalijodo merupakan bagian dari perencanaan kawasan Kalijodo tahap 2 (dari total 4 tahap pembangunan di Kalijodo). masjid ini merupakan bentuk realisasi akan harapan masyarakat Kalijodo, yang sangat mengharapkan adanya bangunan masjid untuk tempat ibadah dan fasilitas penunjang untuk Kendurian dan Selametan.
Dengan berdirinya masjid Al-Mubarokah ini yang berarti tempat yang dilimpahi berkah, diharapkan nantinya semakin menyempurnakan berkah untuk kawasan yang dulunya dikenal sebagai tempat maksiat ini.
Advertisement
Perletakan batu pertama masjid Al-Mubarokah sendiri, sudah dilakukan di bulan Februari 2017 dan dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kala itu aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada saat peletakan batu pertama, Ahok didampingi oleh Sekda DKI Saefullah, WaliKota Jakarta Barat Anas Effendi, dan Wali Kota Jakarta Utara Wahyu
Haryadi.
Masjid ini dirancang dengan konsep arsitektur pendopo modern tropis yang dikelilingi taman yang hijau, dengan nuansa Islami yg bersinergi dengan Budaya Betawi yang kental. Menurut arsitek RPTRA Kalijodo dan Masjid Jami Al-Mubarokah, Yori Antar, masjid tersebut dibangun dengan mengedepankan kearifan Nusantara.
“Kalau jemaah bisa sekitar 350-400 orang ini lahan tidak semuanya kita jadikan masjid, tapi ada yang kita sisakan untuk taman. Jadi nanti seperti masjid di taman. Konsepnya adalah modern-tropis. Jadi tetap mengedepankan kearifan Nusantara,” papar Yori.
Bangunan masjid merupakan bangunan 2 lantai, di mana areal lantai bawahnya berfungsi juga sebagai ruang untuk kegiatan kendurian warga Kalijodo. Sedangkan pada bagian dinding masjid, seluruh bagiannya tersusun dari kerawang bata transparan, mengambil falsafah “breezing wall” pada dinding gedek rumah betawi pada umumnya
Untuk bagian atap masjid, berupa limasan yang asimetris, dengan bentuk merendah ke arah kiblat, mengambil posisi postur orang yang sedang sujud dalam shalat. Karakter “Gigi Balang” terdapat di areal lantai dasar masjid ini yang berfungsi sebagai canopy penahan matahari.
(*)