Djarot: Sumatera Utara Istimewa Bagi Bung Karno

Sumut dibentuk pada era Presiden Soekarno lewat UU Nomor 10 Tahun 1948 yang terbit pada 15 April 1948.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2018, 13:15 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 13:15 WIB
Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Reza Efendi)
Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Jakarta - Sumatera Utara (Sumut) adalah provinsi istimewa buat Presiden Pertama Indonesia Soekarno. Selain dibentuk oleh Presiden Soekarno, Sumut adalah provinsi yang mempunyai ikatan erat dengan sang proklamator, khususnya pada masa revolusi kemerdekaan.

Demikian disampaikan Calon Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat mengenang Hari Lahir Bung Karno ke-117 yang jatuh hari ini, Rabu (6/6).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengenang, Sumut dibentuk pada era Presiden Soekarno lewat UU Nomor 10 Tahun 1948 yang terbit pada 15 April 1948. Sebelumnya, Sumut masuk Provinsi Sumatera bersama Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.

"Pembentukan Provinsi Sumut yang hanya tiga tahun pasca-kemerdekaan membuktikan Bung Karno memberi perhatian khusus bagi pembangunan di Sumut," ujar Djarot.

Oleh karenanya, kata Djarot, mimpi Bung Karno agar Sumut maju harus terus diwujudkan oleh semua anak bangsa.

"Mimpi Bung Karno itu juga yang membuat hati saya tergerak untuk ikut memberi sumbangsih untuk Sumut," kata Djarot yang dua periode memimpin Kota Blitar, tempat Bung Karno dimakamkan.

 


Pembuangan Soekarno oleh Belanda

Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Reza Efendi)
Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Selain dibentuk oleh Bung Karno, Sumut juga menjadi provinsi tempat pembuangan sang presiden pertama saat masa revolusi kemerdekaan. Sejarah mencatat Bung Karno pernah dibuang Belanda ke Berastagi, Kabupaten Karo, pada Desember 1948 atau masih pada tahun yang sama terbentuknya Provinsi Sumut.

"Bayangkan saja, baru dibentuk April 1948, Provinsi Sumut langsung jadi tempat pembuangan Bung Karno delapan bulan selanjutnya," kata Djarot.

"Jadi bisa dibayangkan bagaimana kuatnya ikatan emosional Bung Karno dengan Sumut," imbuhnya.

Setelah di Berastagi, kenang Djarot, pengasingan Bung Karno lanjut ke Parapat, Kabupaten Simalungun, pada awal 1949. Rumah bergaya arsitektur Eropa di tepi Danau Toba menjadi saksi Bung Besar di saat-saat sepinya.

"Dari yang saya baca, Bung Karno sering menghabiskan waktu untuk sekadar memandang ke Danau Toba. Jadi sangat mungkin buku-buku hebat Bung Karno juga hasil permenungan beliau di Danau Toba," ujar Djarot.

Reporter: Ya'cob Billiocta

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya