Jokowi Keceplosan Sebut Politikus Sontoloyo, Ketum Nasdem: Biasa Saja

Menurut Surya Paloh, permintaan maaf Jokowi perlu diapresiasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2018, 14:48 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 14:48 WIB
Jokowi di Semarang
Calon presiden petahana, Joko Widodo seusai menghadiri pelantikan dan konsolidasi tim kampanye daerah Jawa Tengah di Panti Marhaen, Kantor DPD PDIP Semarang, Sabtu (20/10). Jokowi melakukan kunjungan kerja di Semarang selama dua hari (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menganggap pernyataan Jokowi yang menyebut pengkritik daan kelurahan sebagai politisi sontoloyo merupakan hal biasa. Sebab, kata dia, presiden pertama Indonesia, juga pernah membuat pernyataan serupa.

"Wajar sekali, saya pikir engga ada yang salah yah. Bung Karno juga menyebutkan istilah sontoloyo itu," kata Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Paloh menilai bisa saja Jokowi ingin keluar dari zonanya yang biasanya terdengar santun. Dia menegaskan, hal itu tak perlu dibesar-besarkan.

"Bisa, menurut saya apa yang salah disana. Tidak ada hal yang perlu kita khawatirkan tapi penekanannya yang paling hebat kan beliau mengatakan saya kelepasan loh. Kenapa kita tidak respect pada hal itu," ungkapnya.

Menurutnya, Jokowi juga masih menunjukan sikap rendah hati dengan menyatakan dia hanya kelepasan menyebut ada politisi sontoloyo. Kata Paloh, sikap itu perlu dihargai.

"Jadi sekali-kali Pak Jokowi ngomong sontoloyo ya itu menunjukan ketika beliau menyatakan kelepasan sikap humble saja rendah hati," ujarnya.

"Belum tentu saya mengatakan itu salah kalau saya ngomong sontoloyo. Apapun juga itu suatu penghargaan yah. Suatu hal yang menyatakan kelepasan tentu bisa menerimanya. Tapi sebenernya tidak ada yang salah," sambungnya.

 

Tahan Diri

Dia mengingatkan dua kubu di Pilpres 2019 sebaiknya juga menahan diri. Hal itu guna memberikan suasana politik yang teduh.

"Tetap kita semuanya adalah satu. Saudara sebangsa dan setanah air. Pilpres engga tiap hari dan pileg engga tiap hari, 5 tahun sekali. Tetapi kita berada di negeri ini setiap hari sebagai saudara," ucapnya.

Reporter: Sania Mashabi 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya