Jokowi: Kampanye dengan Sopan Santun Tak Usah Jelekkan yang Lain

Jokowi mengungkapkan, lebih baik capres-cawapres dan caleg membeberkan visi misi dan program kerja dari masing-masing.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 04 Nov 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2018, 07:36 WIB
Lihat Kemeja Motif Unik Jokowi Saat Cek Kesehatan di RSPAD
Bakal calon presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) dan KH Ma'ruf Amin (tengah) saat tiba di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8). Jokowi mengenakan kemeja unik bertuliskan 'Bersih, Merakyat, Kerja Nyata'. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

 

Liputan6.com, Serang - Jokowi mengajak seluruh politisi untuk santun dalam berkampanye, terutama jelang Pemilu 2019.

Dia meminta tidak ada kampanye negatif maupun hitam. Lebih baik membeberkan visi misi dan program kerja dari masing-masing capres dan cawapres, maupun dari setiap caleg.

"Kampanye itu dengan tata krama yang baik, sopan santun yang baik, enggak usah menjelekkan yang lain. Yang namanya pilpres setiap lima tahun ada. Apakah setiap lima tahun kita mau uhkuwah kita terganggu? Kan tidak," kata Jokowi, di GOR Maulana Yusuf, Kota Serang, Banten, Sabtu 3 November 2018.

Jokowi menjelaskan tentang isu banyaknya tenaga kerja asing (TKA), terutama dari China. Jika dikalkulasikan, jumlah pekerja asal China di Indonesia, hanya 0,3 peran dari jumlah warga negara Indonesia.

"Empat tahun saya diem, harus saya jelaskan, sekarang biar blak-blakan. TKA China di Indoensia 24 ribu, TKI di China 80 ribu jumlahnya," terangnya.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu pun menyayangkan isu kalau Jokowi seorang PKI. Secara gamblang, Jokowimenerangkan kalau PKI dibubarkan dalam rentang tahun 1965 hingga 1966.

 

Soal PKI

Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (dua kiri) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor urut 01. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sedangkan Jokowi lahir di tahun 1961. Artinya, saat PKI dibubarkan, Jokowi baru berusia empat tahun. Dia pun mempersilakan masyarakat umum mengecek secara langsung di kota kelahirannya, Solo, apakah ada jejak PKI dalam dirinya.

Lantaran, kata Jokowi, ada enam persen masyarakat yang percaya kalau Jokowi merupakan anggota PKI.

"NU ada di Solo, Muhamadiyah ada di Solo, Persis ada di Solo. Cek saja di deket masjid keluarga saya, bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya semuanya muslim," jelas Jokowi.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya