Liputan6.com, Jakarta - Pembina Klub Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia (UI), Anna Amalyah Agus, memberikan penilaian atas debat capres 2019 semalam.
Dengan menggunakan Pedoman Skoring NUDC (National University Debating Championship) yang telah didasarkan pada Pedoman Debat WUDC (World Universities Debating Championship) 2018, Dosen Fakultas Ekonomi UI ini menilai paslon 02, Prabowo-Sandiaga Uno, justru telah tampil lebih unggul.
Ia mengatakan, dalam 6 segmen, secara umum Prabowo-Sandi mendapatkan skor 79-85, sementara Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh angka 73-78.
Advertisement
"Man of the match atau best speaker: Sandi Uno, sangat bagus dalam menjelaskan penanganan masalah disabilitas, mengeluarkan isu pemberdayaan dibanding bantuan. Emosi dan pilihan kata juga terlihat tenang," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (18/1/2019).
Anna menjelaskan, harus ada kerja sama tim yang baik dalam debat pasangan capres cawapres, yaitu dengan saling memberi masukan. Pada hal ini, Prabowo-Sandi unggul mutlak mengingat tim Jokowi-Ma'ruf Amin sangat didominasi oleh Jokowi.
Namun, hal tersebut bukan berarti Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin tidak tampil dengan baik saat debat capres.
"Mungkin ada kesan ragu-ragu baik Pak Jokowi dan Pak Prabowo ketika ada isu yang agak nanggung dan bisa jadi peluang point rebuttal. Proses penyanggahan (rebuttal) tidak disampaikan dengan tuntas, mungkin karena rasa ewuh pakewuh orang Jawa," jelas Anna.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masukan Debat Selanjutnya
Anna memberikan saran untuk debat selanjutnya bagi kedua tim. Ia berharap, kedua paslon bisa tampil dengan lebih baik lagi pada debat berikutnya.
"Tim PS (Prabowo-Sandi), Pak Prabowo perlu lebih tepat kapan harus melakukan penekanan kapan lebih santai, materi mana yang perlu rebuttal dan materi cenderung sebaiknya diabaikan. Keep up the good teamwork dan keep up Pak Sandi performance," tuturnya.
Sementara untuk tim Jokowi-Ma'ruf, kerja sama tim perlu ditingkatkan. Di mana harus ada pembagian tugas yang jelas.
"Akan lebih baik jika pendekatannya bukan pidato yang cenderung lamban, dipercepat bicaranya karena beberapa kali di-cut oleh moderator. Juga eye contact dengan audience yang lebih baik," Anna mengakhiri.
Â
Advertisement