Diusung PAN dan PKS, Gubernur Riau Harap Jokowi 2 Periode

Gubernur Riau Syamsuar menyatakan dukungannya terhadap Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Feb 2019, 15:32 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 15:32 WIB
Pelantikan Gubernur Riau
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) menyalami Gubernur Riau Syamsuar saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/2). Syamsuar dilantik menjadi Gubernur Riau periode 2019-2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Riau Syamsuar menyatakan dukungannya terhadap calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019. Hal itu dikatakan Syamsuar usai dilantik Jokowi sebagai Gubernur Riau di Istana Negara Jakarta.

"Saya berharap beliau bisa dua periode," ujar Syamsuar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Syamsuar menilai Jokowi telah membuktikkan kinerjanya secara nyata dengan membangun infrastruktur, menyelesaikan reforma agraria, dan program dana desa. Menurut dia, pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru, yang dilakukan Jokowi juga akan sangat bermanfaat untuk masyarakat Riau.

"Kemarin saya dapat informasi lagi, nanti ada tol Riau ke Jambi, pekerjaan-pekerjaan ini kan masih perlu dilanjutkan," katanya.

Dalam Pilgub Riau, pasangan Syamsuar-Edy Natar diusung oleh Partai Nasdem, PKS dan PAN. PKS dan PAN mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Sementara, Partai Nasdem mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Syamsuar mengaku belum membicarakan dukungann tersebut kepada partai pengusung. Dia juga belum memastikan apakah akan turut mengkampanyekan Jokowi di Pilpres.

"Belum komunikasi, nantilah lah," ucap Syamsuar secara singkat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pesan Mendagri

Menteri Dalam Negeri (Mendgri) Tjahjo Kumolo meminta Gubernur Riau dan Wagub Edy Natar Nasution untuk berhati-hati merencanakan program anggaran pemerintah daerah. Tjahjo juga mengingatkan agar Syamsuar dan Edy Natar memahami area rawan korupsi.

Hal tersebut disampaikan Tjahjo mengingat sudah tiga kali Gubernur Riau terkena kasus korupsi dan menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pahami area rawan korupsi di dalam konteks perencanaan anggaran, tiga gubernur (sudah ditangkap KPK) lho. Itu semua (tiga gubernur ditangkap) terkait masalah perencanaan program anggaran, saya kita ini yang hati-hati," kata Tjahjo Kumolo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Dia mengatakan Syamsuar dan Edy harus berdiskusi dengan Pimpinan KPK terkait Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi (Renaksi Korsugap). Tjahjo tak ingin lagi ada kepala daerah yang terjerat kasus korupsi.

"Ini agar langkah-langkah yang dikerjakan oleh gubernur dan wakil gubernur sesuai dengan mekanisme dan aturan hukum. Pokoknya silahkan jalan sesuai dengan disekresi yang ada. Tetapi harus sesuai mekanisme dan hukum yg berlaku," jelasnya.

Tjahjo yakin Syamsuar dan Edy dapat menjalani tugasnya dengan baik. Menurut dia, pengalaman Syamsuar menjadi Bupati Siak dapat memperkuat birokrasi di Riau.

"Yang penting dia menata tata kelola dan struktur birokrasi yang ada di Riau untuk diperkuat. Sehingga fungsi pembinaan dan pengawasan melekat pada gubernur dan wagub sebagai wakil pemerintah pusat," paparnya.

Adapin tiga Gubernur Riau yang ditahan KPK, antara lain Saleh Djasit, Rusli Zainal hingga Annas Maamun. Saleh Djasit terjerat kasus pengadaan Mobil Kebakaran di era Mendagri Hari Sabarno.

Sementara itu, Rusli Zainal dan Annas Maamun terjerat kasus suap dan korupsi pemberian izin sektor Kehutanan di Riau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya