Liputan6.com, Jakarta - Debat pamungkas Pilpres 2019 dilaksanakan pada Sabtu 13 April. Debat yang menghadirkan pasangan capres dan cawapres ini mengangkat tema soal ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, menyakini Jokowi akan unggul dalam tema ini. Dia mencontohkan, salah satunya investasi di Indonesia yang sudah naik grade.
"Sekarang kan kita sudah naik grade-nya, investment grade. Artinya sudah negara yang layak investasi, itu kan satu prestasi," ucap Ma'ruf di kediamannya, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Advertisement
Dia menuturkan, tidak semua negara bisa begitu. Dan inilah sebuah potensi mencapai negara maju.
"Tidak semua negara dapat investment grade itu. Berarti itu ada potensi-potensi yang telah dicapai dan dilalui," jelas Ma'ruf Amin.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Meningkatkan
Dia menjelaskan, ke depan, jika dirinya terpilih bersama Jokowi, bukan lagi mempertahankan tapi meningkatkan.
Meski demikian, Ma'ruf enggan membeberkan ramuan untuk meningkatkannya. Karena semuanya akan disampaikan dalam debat nanti.
"Bukan mempertahankan, kan meningkatkan. Nantilah, nanti saja (pas debat soal program)," pungkasnya.
Perlu diketahui, Lembaga pemeringkat utang Fitch telah mengumumkan peringkat utang (rating) Indonesia tetap berada di posisi BBB dengan outlook stable pada 14 Maret 2019. Peringkat utang Indonesia oleh Fitch telah masuk dalam kategori investment grade sejak 2011 dan meningkat ke peringkat BBB pada Desember 2017.
Â
Advertisement
Laporan Fitch
Dalam laporannya, Fitch menyatakan bahwa tingkat beban utang Pemerintah yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan faktor pendorong tercapainya peringkat utang (rating) Indonesia tersebut.
Lebih lanjut Fitch menyatakan, Indonesia mempunyai potensi positif dari pengalihan tujuan investasi seiring kondisi perekonomian global dan kebijakan moneter Amerika Serikat.
Fitch menilai fundamental Sovereign Credit Indonesia akan tetap kokoh seiring stabilnya pergerakan nilai tukar dan tetap terjaganya cadangan devisa.
Pemerintah Indonesia dianggap menjalankan kebijakan fiskal yang baik dan tepat sehingga fiskal Indonesia sehat, yang ditandai dengan penurunan defisit APBN dari 2,51 persen pada 2017 menjadi 1,76 persen pada 2018.