Wakapolri Ajak Masyarakat Wujudkan Pilkada yang Aman dan Damai

Menurut Gatot jika konflik akibat polarisasi membesar kemudian terjadi tindakan anarkis maka bisa mengancam keutuhan bangsa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2020, 14:09 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2020, 14:09 WIB
Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono memberikan arahan kepada Satuan Tugas Anti Mafia Bola Jilid III, Selasa (11/2/2020).
Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono memberikan arahan kepada Satuan Tugas Anti Mafia Bola Jilid III, Selasa (11/2/2020).(Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono mengajak semua pihak mewujudkan pilkada yang aman, damai dan sejuk pada pelaksanaan pemilu kepala daerah serentak 2020.

"Saat pilkada masyarakat biasanya terpolarisasi namun itu hal wajar dalam demokrasi yang paling penting adalah jangan sampai berujung konflik," kata Gatot Eddy di Padang, Jumat (14/2/2020), seperti dikutip dari Antara.

Menurutnya jika konflik akibat polarisasi membesar kemudian terjadi tindakan anarkis maka bisa mengancam keutuhan bangsa.

"Itu yang tidak boleh dan harus dicegah bersama, pilkada itu pesta demokrasi, usai pilkada selesai ya bersalaman lagi," kata dia.

Menurut dia berbeda pilihan pada kontestasi demokrasi yang digelar dalam lima tahun sekali itu adalah hal biasa.

Perbedaan yang ada, kata dia, jangan diperuncing hingga akhirnya menjadi konflik. "Mari cari persamaan diantara perbedaan yang ada untuk menjaga persatuan sesama anak bangsa," kata dia.

Gatot menekankan kalau semua pihak menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan, menjaga nilai toleransi, kebersamaan maka Indonesia akan bisa maju.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Polisi Siapkan Pengamanan

Untuk mengantisipasi pengamanan pilkada pihaknya di tingkat Polda sudah menyiapkan langkah-langkah pengamanan.

"Nanti ada Satgas Nusantara di tingkat pusat dan wilayah mencegah terjadinya perpecahan di tingkat masyarakat," ujarnya.

Pada sisi lain ia menilai situasi Sumatera Barat cukup kondusif karena tokoh masyarakat akademisi bisa duduk bersama dan belum ada konflik sosial yang terjadi berdasarkan laporan yang diterima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya