Survei Denny JA: Dukungan ke Ganjar Turun Pertama Kalinya dalam Setahun, Prabowo Moncer

Dalam setahun terakhir, LSI Denny JA memaparkan dukungan untuk Ganjar relatif tidak stabil.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mei 2023, 20:08 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 19:58 WIB
Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan tren dukungan pada Ganjar Pranowo mengalami penurunan pertama kalinya dalam setahun belakangan. Pernyataan itu diungkap Adjie dalam rilis survei terkait Pilpres 2024, Jumat (19/5).

Dalam setahun terakhir, LSI Denny JA memaparkan dukungan untuk Ganjar relatif tidak stabil. Pada Mei 2022, dukungan kepada Ganjar sebesar 27,9% yang kemudian melonjak menjadi 31,8% pada September 2022. Angka tersebut kembali naik pada Januari 2023 dengan 37,8%, namun hanya berselang empat bulan, suara untuk Ganjar anjlok menjadi 31,9% pada Mei 2023.

“Hampir semua lembaga survei menemukan temuan yang sama, ada kecenderungan turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo, terutama setelah beberapa kasus misalnya pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah,” kata Adjie.

Kendati suara untuk Ganjar menurun, Adjie mengatakan situasi berbeda justru terjadi dalam dua capres lainnya. Dukungan untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto justru melejit dengan perolehan suara melebihi Ganjar yaitu 33,9% saat ini dari Mei 2022 27,9%.

Sementara suara untuk Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan cenderung stagnan dan hanya berkutat sekitar 20%.

Terkait gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala U-20, Adjie menyebut mayoritas publik kecewa pada Ganjar. Mereka bahkan menilai Ganjar sebagai salah sosok yang paling bersalah atas batalnya perhelatan tersebut.

"Walau batalnya Indonesia sebagai tuan rumah U-20 bukan putusan oleh tokoh politik domestik atau PSSI, tapi ini dari FIFA. Namun, Ganjar paling disalahkan,” jelas Adjie.

 

Deklarasi Petugas Partai Melemahkan

Selain itu, Adjie juga menyebut beberapa waktu belakangan muncul persepsi bahwa Ganjar bukan tipe pemimpin yang kuat. Menurutnya, status Ganjar yang dideklarasikan sebagai ‘petugas partai’ justru melemahkan persepsi personal Ganjar.

"Bahkan ada yang mempersepsikan Pak Ganjar sebagai boneka, ini yang kemudian melemahkan persepsi personality dari Pak Ganjar oleh publik. Dia dianggap yang tidak kuat mengambil keputusan sendiri," ujarnya.

Adjie menyebut persepsi tersebut berbanding terbalik dengan penilaian masyarakat terhadap Prabowo. Berbeda dari Ganjar, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dipandang sosok yang kuat sekaligus terbukti mampu mengemban jabatannya sebagai Menteri Pertahanan.

Dalam sejumlah kategori pemilih seperti kalangan pemilih muda hingga pemilih yang tinggal di pedesaan, Prabowo unggul atas Ganjar. Bahkan bila Pilpres 2024 diikuti oleh 3 Capres, menurut survei ini, Prabowo adalah capres yang dipastikan melaju ke putaran kedua dengan perolehan suara

Survei LSI Denny JA digelar sepanjang 3 – 14 Mei 2023 dengan melibatkan 1.200 responden dari 34 Provinsi di Indonesia.

Infografis Ragam Tanggapan Wacana Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Wacana Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya