Guru di Kendari Curhat Kesejahteraan, Ganjar Siapkan Langkah Maksimalkan Insentif

Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menerima curhatan seorang guru di Kendari, Sulawesi Tenggara, terkait kesejahteraan guru.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Des 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 18:15 WIB
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Eks Istana Kesultanan Bima (Museum Asi Mbojo) di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada lawatan kampanyenya, Sabtu (2/12/2023) (Istimewa)
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Eks Istana Kesultanan Bima (Museum Asi Mbojo) di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada lawatan kampanyenya, Sabtu (2/12/2023) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menerima curhatan seorang guru di Kendari, Sulawesi Tenggara, terkait kesejahteraan guru.

Dia pun membeberkan upaya penyelesaian masalah tersebut, agar kemudian bisa memaksimalkan insentif.

“Pertanyaan saya, apakah jika Bapak terpilih nomor satu di Indonesia akan mempertahankan sistem pendidikan yang ada sekarang atau akan merubah?,” tanya perwakilan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Tenggara, Muhamad Amin kepada Ganjar di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/12/2023).

“Yang kedua Pak, sembilan tahun yang lalu dengan guru yang sekarang mohon maaf Pak kesejahteraannya jalan di tempat bukan diperhatikan, boleh dikatakan turun,” sambungnya.

Ganjar menanggapi, bahwa yang mesti diperhatikan pertama kali adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) guru. Kurikulum yang sudah sudah bagus tidak perlu diubah, dan juga sebaliknya.

“Kalau salah kita biarkan saja bahaya Pak, betul nggak? Jadi bukan cerita mana yang harus diubah, tapi kita harus bisa fit dengan perubahan, zaman,” kata Ganjar.

Para guru, lanjutnya, merupakan SDM yang perlu dihirilisasi sesuai keahliannya. Sementara itu, dunia pendidikan menurutnya tidak hanya menciptakan para ahli di bidangnya.

“Dunia pendidikan juga harus membangun karakter, moral, etik integritas. Sehingga tadi Bapak cerita, jangan ada korupsi, integritas. Itulah kemudian penting guru juga yang mendidik, maka guru juga yang mesti mendapatkan perhatian itu. Jadi pendidikannya itu, ya ada pendidikannya diberikan, tapi gurunya juga,” ungkapnya.

 

Menyambut Bonus Demografi

Jika hal itu terealisasikan, Ganjar yakin bangsa Indonesia akan melakukan lompatan besar, terlebih akan ada era bonus demografi. Jika gagal, maka yang terjadi adalah malah malapetaka demografi.

“Nanti kita berbicara dengan para guru, apakah kita sanggup melakukan tindakan itu cepat, kira-kira lima tahun seperti apa? Tidak boleh ada alasan. Lima tahun kita siapkan program seperti ini dan kita kejar. Nanti teman-teman guru pasti kita tanya sangat tahu, metodenya sudah tepatkah?,” terang Ganjar.

 

Dapat Diukur Kapasitasnya

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menginginkan agar para guru dapat diukur kapasitasnya, termasuk seberapa besar perihal kebutuhan investasi.

Demi transformasi menuju SDM yang bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri, mesti disiapkan jumlahnya melalui sekolah.

“Nanti kita minta Pak, kita akreditasi sekolahnya biar cepat. Kalau akreditasi bagus, guru-gurunya pasti bisa dapat insentif, insentifnya makin naik agar lebih banyak orang nanti kita harapkan pintar menjadi pendidik, ini kita siapkan,” Ganjar menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya