Liputan6.com, Jakarta Hasil hitung cepat atau Quick Count Pemilu 2024 yang digelar sejumlah lembaga survei menunjukkan kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan perolehan suara lebih dari 50 persen. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud pun meminta semua barisan pendukung dan seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan menunggu hasil final tabulasi suara secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saudara-saudara, pemilu telah kita lewati. Saya berharap, semua barisan pendukung dan seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menunggu hasil final tabulasi suara yang dilakukan secara manual oleh KPU," ujar Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid.
Pengumuman hasil hitung suara secara cepat atau quick count mulai dipublikasikan sejak pukul 15.00 waktu Indonesia bagian barat (WIB). "Kita tentu menghargai lembaga-lembaga survei yang telah bekerja keras untuk melakukan exit poll dan juga quick count. Namun, quick count bukan hasil akhir. Jangan lupa bahwa hasil resmi pemilu ditentukan oleh rekapitulasi manual KPU,"Â kata Arsjad.
Advertisement
Arsjad juga mengatakan, publik tentunya tidak bisa mengabaikan laporan dan bukti yang menunjukkan bahwa pasangan 03 sudah menjadi target dari berbagai bentuk kecurangan dan intimidasi pada Pemilu 2024.
"Kecurangan-kecurangan ini adalah serangan terhadap proses demokrasi kita, dan kami menyerukan agar setiap tindakan kecurangan diselidiki secara menyeluruh, karena terindikasi dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif," ungkap Arsjad.
Lakukan Investigasi Kecurangan
Tim Hukum TPN pun menurut Arsjad, terus melakukan investigasi dan akan melaporkan berbagai kecurangan tersebut ke Mahkamah Konstitusi. "Saya selalu percaya, kita berada di sisi yang sama dengan rakyat. Walaupun banyak keadaan yang tidak menguntungkan kita, suara dan kehendak rakyat tidak mungkin dihentikan atau dibengkokkan oleh apa pun atau siapapun yang mencoba untuk melakukannya."
Bagi Ganjar-Mahfud, menurut Arsjad, pilpres bukanlah masalah menang atau kalah, melainkan untuk memastikan pemilu kita berlangsung secara konstitusional, jujur, dan adil.
"Kami meminta para pendukung untuk tetap tenang dan menghormati proses penghitungan resmi yang sedang berlangsung. Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi di Indonesia adalah demokrasi yang matang. Mari kita terus kawal dan tunggu hasil real count yang dilakukan KPU," pungkas Arsjad.
Advertisement