Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menyatakan, pihaknya masih menggodok dan belum memutuskan nama calon yang akan diusung di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Deddy, Pilkada Jakarta istimewa lantaran ada invisible hands atau tokoh di luar partai politik (parpol) yang ikut campur mengatur dinamika Pilkada 2024.
Baca Juga
"Banyak skenario di luar partai politik nih yang bermain. Ada skenario di luar partai politik yang berkontestasi. Ada kekuatan di luar partai politik yang apa namanya invisible hands yang sedang mengatur-atur Jakarta sehingga menjadi serba tidak pasti," ujar Deddy pada wartawan, Rabu (17/7/2024).
Advertisement
Terkait nama Anies Baswedan yang belakangan santer disebut akan diusung PDIP, Deddy mengaku sudah berkomunikasi dengan PKS dan PKB secara informal.
"Ya komunikasi jalan terus dengan PKS di level DPD dan komunikasi informal dengan di DPP ada. Kita berharap hubungan yang sudah sangat panjang dengan PKB juga bisa terjaga," kata dia.
"Karena ini ngurus Jakarta ini kan memang harus kita cari figur yang memang mampu membenahi kompleksitas masalah yang ada di DKI. Bukan orang yang belajar-belajar gitu loh," sambung Deddy.
Selain itu, Deddy mengakui bahwa PDIP masih menunggu pihak Koalisi Indonesia Maju (KIM) lebih dulu mengeluarkan rekomendasi di Pilkada Jakarta.
"Mana? Kalau mereka udah putuskan kan kita lebih enak mutusin," pungkas Deddy.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menyebutkan, dari lima nama menguat untuk maju Pilkada Jakarta nama Anies Baswedan saat ini yang paling mencuat diantara kelima nama tersebut.
"Kita harus jujur juga mengakui bahwa memang potensi Pak Anies besar. Sampai saat ini dari hasil survei-survei yang beredar masih Pak Anies yang tertinggi," kata Eriko pada wartawan, Senin 15 Juli 2024.
Â
Jika Benar Usung Anies, Cawagub dari PDIP
Meski demikian, Eriko mengandaikan apabola nantinya PDIP benar mengusung Anies, maka akan ada syarat yakni kursi cawagub dari pihak PDIP. Mengingat, PDIP adalah partai pemenang kedua di Jakarta.
"Misalnya kalau dikatakan mengusulkan satu nama, contohnya Pak Anies. Tapi kan kami tidak cukup, hanya sendiri kan begitu kan. Nah apakah misalnya Pak Anies calon Gubernur kami tentu mengisyaratkan untuk mengisi dengan kader kami kan begitu kan. Karena kami kan urutan nomor 2 di Jakarta, sudah sewajarnya kader kami harus mendampingi kan begitu," beber Eriko.
Saat ini, Eriko mengaku tingkat DPD sudah berkomunikasi internal langsung dengan Anies. Sementara tingkat DPP sudah berkomunikasi dengan PKB dan PKS.
"Tentu sudah bicara secara non-formal kepada partai-partai yang mendukung Pak Anies," kata dia.
Meski demikian, Eriko mengaku belum tentu tawaran PDIP akan formasi cagub-cawagub akan langsung diterima PKB dan PKS.
"Tetapi apakah juga partai lain menyetujui hal itu kan belum tentu. Betul kan, contoh seperti PKS mensyaratkan wakilnya dari mereka kan begitu. Kalau PKB cukup fleksibel karena kami juga sudah berkomunikasi dengan PKB," jelas Eriko.
Â
Advertisement
Eriko Sotarduga: Harus Jujur Akui Potensi PDIP Dukung Anies di Pilkada Jakarta Besar
Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menyatakan, sudah ada lima nama menguat untuk maju Pilkada Jakarta. Kelima nama itu adalah Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, Andika Perkasa, dan Tri Rismaharini.
Meski demikian, Eriko mengaku nama Anies saat ini yang paling mencuat untuk mendapat dukungan di antara kelima nama tersebut.
"Kita harus jujur juga mengakui bahwa memang potensi Pak Anies besar. Sampai saat ini dari hasil survei-survei yang beredar masih Pak Anies yang tertinggi," kata Eriko pada wartawan, Senin 15 Juli 2024.
Saat ini, Eriko mengaku tingkat DPD sudah berkomunikasi internal langsung dengan Anies. Sementara tingkat DPP sudah berkomunikasi dengan PKB dan PKS.
"Tentu sudah bicara secara non-formal kepada partai-partai yang mendukung Pak Anies," kata dia.
Menurut Eriko, pembicaraan dengan partai pengusung Anies sudah cukup intens. Namun, memang belum ada keputusan resmi. Apalagi, PDIP menginginkan kursi cawagub.
"Misalnya kalau dikatakan mengusulkan satu nama, contohnya Pak Anies. Tapi kan kami tidak cukup, hanya sendiri kan begitu kan. Nah apakah misalnya Pak Anies calon Gubernur kami tentu mengisyaratkan untuk mengisi dengan kader kami kan begitu kan. Karena kami kan urutan nomor 2 di Jakarta, sudah sewajarnya kader kami harus mendampingi kan begitu," beber Eriko.
Meski demikian, Eriko mengaku belum tentu tawaran PDIP akan langsung diterima PKB dan PKS.
"Tetapi apakah juga partai lain menyetujui hal itu kan belum tentu. Betul kan, contoh seperti PKS mensyaratkan wakilnya dari mereka kan begitu. Kalau PKB cukup fleksibel karena kami juga sudah berkomunikasi dengan PKB. Bahwa kemungkinan besar Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur kita bisa bersama-sama. Bahkan kalau boleh Jawa Barat juga," pungkasnya.
Â
PKB Sebut PDIP Oke dengan Anies di Pilgub Jakarta
Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih membuka komunikasi dengan partai politik (parpol) manapun untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Sampai saat ini, koalisi untuk Pilgub Jakarta disebut masih cair.
"Setahu saya belum ada yang duduk bersama, termasuk PKB katakanlah dengan PKS, belum intensif untuk duduk bersama," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa 2 Juli 2024.
Pasalnya, kata Jazilul, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta sedikit berbeda dengan Pilkada di wilayah lain. Oleh sebab itu, PKB masih membuka diri soal koalisi untuk menentukan bakal calon wakil gubernur (cawagub) untuk Anies Baswedan.
"PKB tetap akan membuka diri, selaku katakan partai yang pertama kali mengusung Pak Anies, akan berkomunikasi juga dengan partai-partai lain," ujarnya.
Kendati belum ada koalisi resmi, kata dia, PKB tengah menjalin komunikasi secara informal dengan PDI Perjuangan (PDIP) mengenai diusungnya Anies dan Sohibul Iman oleh PKS untuk Pilgub Jakarta 2024. Menurutnya, Anies juga dilirik PDIP dengan syarat cawagub dari partai banteng tersebut.
"Termasuk PDIP, yang meskipun baru secara informal, PDIP juga oke dengan Pak Anies. Bila saja, kalau calon wakil gubernurnya atau dalam pasangan itu ada PDIP-nya," katanya.
Dia meyakini, kondisi ini juga dialami parpol lain yang tertarik dengan Anies, namun memiliki pertimbangan lain ihwal cawagub yang akan diusung. "Nah itu bisa jadi kemungkinan juga dengan partai-partai yang lain. Maka, sampai detik ini belum selesai (koalisi). Nanti kita lihat dinamikanya ke depan," ujar Jazilul menandaskan.
Advertisement