Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah menggodok aturan kepemilikan properti khususnya apartemen mewah bagi orang asing. Dalam hal ini, Presiden mengacu pada aturan yang diterapkan di Singapura dan Malaysia yang sangat membuka keran untuk warga negara asing mempunyai properti di negara tersebut.
Kepala Staf Kepresidenan RI, Luhut B Pandjaitan merasa terkejut atas laporan outlook properti Indonesia yang masih menduduki peringkat terbaik di seluruh dunia. Indonesia, disebutnya, punya ruang untuk menumbuhkan sektor properti di Tanah Air.
"Apartemen selama ini menjadi primadona kita untuk mendorong industri properti. Jadi memang untuk kepemilikan properti asing khususnya apartemen, memang sudah diputuskan Presiden dua bulan lalu," ujar dia saat berbincang di Jakarta, seperti ditulis Kamis (9/7/2015).
Saat ini, kata Luhut, pemerintah sedang merampungkan peraturan perundang-undangan supaya jelas. Dia berharap, Keputusan Presiden (Keppres) mengenai kepemilikan properti untuk asing terutama apartemen mewah akan keluar bulan ini.
"Bulan ini harapannya Keputusan Presidennya keluar. Sehingga Agustus-September 2015, bapak-bapak yang bermain di properti mestinya akan lebih baik," ujarnya.
Lebih jauh Luhut mengatakan, pemerintah ingin membuat peraturan yang bersifat universal. Kebijakan tersebut akan berpatokan pada dua negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia.
Hanya saja, dia mengingatkan agar para pengembang tetap mengamankan program Presiden membangun sejuta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Kalau Singapura, boleh pemilikan apartemen berapa lantai, kita tiru saja. Malaysia dan Singapura benchmark kita. Kalau di Singapura bisa jalan, kenapa di sini tidak, yang penting kita harus hati-hati agar tidak terjadi oversuplay, pengembang tetap dapat untung tanpa melupakan program pemerintah," terang Luhut. (Fik/Gdn)
RI Contek Malaysia Terapkan Aturan Hak Milik Properti oleh Asing
Para pengembang harus mengamankan program Presiden untuk membangun sejuta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Diperbarui 09 Jul 2015, 10:06 WIBDiterbitkan 09 Jul 2015, 10:06 WIB
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (10/6/2015). Kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal I-2015 mengalami perlambatan dan berdampak pada pertumbuhan pasar properti. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perjalanan Karier Fattah Syach yang Makin Bersinar Lewat Peran Utama di Asmara Gen Z
Hasil BRI Liga 1 Dewa United vs Malut United: Jadi Korban Comeback, Banten Warriors Kehabisan Bensin Kejar Persib
Ilusi Optik Ini Bikin Gagal Fokus, Di Mana Harimaunya?
Kementerian ESDM Siap Fasilitasi Calon Pengganti LG Selain Huayou
5 Inspirasi Warna Rambut untuk Kulit Sawo Matang, Cocok dan Menarik
IHSG Hari Ini 25 April 2025 Ditutup Melompat 0,99%, Saham UNVR hingga PGEO Menghijau
7 Potret Model Kebaya Simple Modern untuk Pesta Pernikahan, Kombinasi Ini Bikin Nyaman dan Tampil Percaya Diri
Lebih dari 128.000 Orang Melayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus
Hyundai Pamer Sistem Hybrid Generasi Baru, Efisiensi Meningkat 45 Persen
Pengamanan Ketat Jelang Pemakaman Paus Fransiskus, Ada Penembak Jitu hingga Jet Tempur
Tips dan Panduan Lengkap Daftar Jadi PPSU Jakarta, Bisa Lewat Online atau Kelurahan
Soal 'Perintah Ibu' di Sidang Hasto, PDIP: Hanya Klaim dan Bohong