Liputan6.com, Jakarta - Gunas Land menyiapkan investasi sekitar Rp 1 triliun untuk pengembangan jangka panjang proyek kawasan perumahan terpadu Vida Bekasi di Jalan Raya Narogong, Kota Bekasi. Perusahaan properti tersebut telah menguasai lahan seluas 130 hektare (ha), di mana 90 ha diantaranya adalah hasil akuisisi proyek Grand Bekasi.
Direktur Gunas Land, Edward Kusma, mengatakan investasi untuk pengembangan proyek sekitar Rp 1 triliun, di luar biaya akuisisi lahan. Selain perumahan tapak (landed house), nantinya di lokasi tersebut akan dibangun apartemen, area komersial dan fasilitas penunjang lain termasuk lembaga pendidikan.
"Salah satunya dengan segera hadirnya Bina Nusantara (Binus) School Bekasi yang akan dibangun di kluster Saraswati," ungkap Edward dalam siaran persnya, Rabu (5/8/2015).
Jalan akses ke sekolah tersebut, menurut Edward, sudah selesai dikerjakan dan akan memasuki tahap konstruksi bangunan atau groundbreaking pada 20 Agustus 2015.
Pembangunan gedung Binus School Bekasi ditargetkan beroperasi pada tahun ajaran baru 2016. Binus School Bekasi merupakan cabang sekolah ketiga setelah sebelumnya beroperasi di Simprug dan Serpong.
Awal diluncurkan pada 2013, Vida Bekasi dikembangkan dengan masterplan seluas 40 hektare. Namun setelah perusahaan menuntaskan akuisisi proyek Grand Bekasi, kawasan perumahan yang berlokasi tidak jauh dari Vida Bekasi, maka luas areal pengembangan kawasan perumahan terpadu tersebut bertambah menjadi 130 hektare.
Saat ini Vida Bekasi mengembangkan empat kluster hunian yakni Premier Savanna, Taman Apel, Taman Durian, dan Taman Frambosa.
Terkait kondisi Jalan Narogong yang selalu macet karena merupakan jalur utama truk-truk menuju tol Cikampek, Edward berpendapat, kondisi Serpong 12 tahun lalu mirip Narogong sekarang yang dipadati berbagai perusahaan industri sehingga kondisi jalan memprihatinkan.
Namun seiring dengan perbaikan tata ruang, ke depan akan terjadi perubahan fungsi. Narogong yang kini menjadi lokasi pabrik, nantinya akan mengarah sebagai pusat komersial, lokasi hangout, dan lifestyle.
"Apalagi ada rencana pelebaran Jalan Raya Narogong. Saat ini status jalan tersebut sudah ditingkatkan menjadi arteri primer. Dengan menjadi arteri primer, ke depan ROW Jalan Raya Narogong akan menjadi 30 meter dengan empat lajur jalan," papar Edward.
Kebutuhan Tinggi
Menurut Edward, besarnya populasi penduduk di Kota Bekasi menjadi alasan mengapa pengembang masih tetap melirik daerah penyangga Jakarta paling sibuk itu. Berdasarkan sensus, jumlah penduduk Bekasi kini mencapai 2,5 juta jiwa atau kota dengan penduduk terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Populasi yang besar ditambah pertumbuhan penduduk setiap tahun menjadi peluang pasar bagi pengembang untuk membangun kawasan hunian maupun komersial di kota tersebut.
Beberapa proyek properti skala menengah atas di Kota Bekasi antara lain Kota Harapan Indah dan Summarecon Bekasi yang berada di sebelah utara jalan tol Cikampek. Sedangkan di sisi selatan tol, selain Vida Bekasi juga ada beberapa perumahan kelas menengah atas lain seperti Kemang Pratama, dan Grand Galaxy City.
Pesatnya pengembangan proyek perumahan turut mendorong harga tanah di Kota Bekasi. Saat ini harga tanah per meter persegi (m2) di kota tersebut, ungkap Edward, mencapai kisaran Rp 6 juta hingga Rp 10 juta per m2. Naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan pada 2012 yang berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per m2.
"Harga tanahnya naik gila-gilaan, terutama sejak Summarecon Bekasi beroperasi," kata dia.
Kondisi ini, ungkap Edward, merupakan pertanda kalau Kota Bekasi ke depan akan menjadi kawasan permukiman kelas menengah atas (middle up) paling ramai di daerah peyangga Jakarta.
Reporter: Muhammad Rinaldi
Baca Juga
(Rinaldi/Ndw)
Advertisement