Liputan6.com, Jakarta - “Bukan kemampuan yang memutuskan kesuksesan hidup seseorang, melainkan kesungguhan dan tekad dalam berusaha.”
Kutipan Mario Teguh ini tampak serasi dengan pengalaman hidup yang dijalani Rifai Slamet, mantan office boy (OB), yang kini naik jabatan menjadi agen properti yang cukup sukses.
Sebagai OB, dia tak pernah menyangka bakal memiliki penghasilan hingga Rp 100 juta dalam sebulan dari hasil menjual rumah. Kepada Rumah.com, Jumat (22/1/2016), dia menceritakan kisah sukses yang menginspirasi ini.
Advertisement
Karier Rifai di dunia properti dimulai pada 2013 saat bekerja sebagai OB di Oris Property. Seperti kebanyakan OB, tugas sehari-harinya adalah memastikan kebersihan kantor, membuat kopi untuk staf dan atasan, sampai membeli makan siang.
Namun peruntungannya berubah pada akhir 2015 ketika tengah beristirahat di sela-sela kerja. Seorang staf Oris Property menawarkan untuk memasang listing di situs properti online Rumahdijual.com.
Karena situs ini tak mengenakan biaya keanggotaan sepeser pun, Rifai merasa tak ada salahnya untuk mencoba dan memanfaatkan kesempatan emas ini.
Namun sukses dia tak diraih begitu saja. Ia harus meluangkan waktu untuk belajar menggunakan komputer. Beruntung, orang-orang di sekelilingnya tak keberatan membantunya.
“Saya itu tidak pernah kuliah, jadi sama sekali tidak tahu soal komputer. Kalau internet, saya cuma bisa main Facebook. Itu juga lewat HP (handphone),” ujarnya sembari tertawa.
“Saya akhirnya bisa (menggunakan komputer dan memanfaatkan internet) karena saya diajari oleh rekan-rekan saya di sini. Juga oleh Pak Omar, atasan saya. Tanpa mereka, saya tidak akan tahu apa-apa. Kalau sekarang sih, saya sudah jago,” ia menambahkan, masih sambil tertawa kecil.
Setelah memasang iklan, dia mengaku tak terlalu memikirkannya. Ia kembali menekuni pekerjaannya sebagai OB. Sesekali, saat ada kesempatan, ia kembali memasang iklan. Sampai pada suatu ketika, saat sedang sibuk dengan pekerjaan, ponselnya berbunyi.
Suara dari seberang mengaku tertarik dengan rumah yang dijualnya. Sebagai OB, dia mengaku tak terbiasa berbicara dengan calon konsumen. Namun ia tahu bahwa ini adalah saatnya belajar. Ia pun berusaha menjawab semua pertanyaan sebisa mungkin.
“Pas menerima telepon pertama kali, saya sangat gugup. Ucapan saya terbata-bata,” Slamet menjelaskan.
Keduanya pun sepakat untuk bertemu. Lagi-lagi ia mendapat pelajaran baru. Karena tak terbiasa bertemu dengan pembeli kelas atas, ia meminta sang atasan untuk menemaninya. Dari situlah ia mendapatkan pelajaran berbicara dengan calon pembeli dan teknik berjualan.
“Setelah melihat dan mempelajari cara atasan saya berjualan dan berbicara dengan calon pembeli, saya jadi semakin tertantang dan rasa percaya diri mulai meningkat,” ia menerangkan.
Tak disangka, sang calon pembeli ternyata tertarik pada rumah yang ditawarkan seharga Rp 4 miliar di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Kesepakatan pun tercapai dan transaksi terjadi. Tak ayal, komisi pertama sebagai agen properti masuk ke kantongnya sebesar Rp 40 juta. Wow!
Melihat hasil yang menggiurkan, puluhan kali lipat dari gajinya sebagai OB, Rifai pun terpacu untuk belajar lebih banyak dan terus mendalami bidang properti. Motivasi juga datang dari bosnya yang selalu mendukung untuk terus maju.
Pundi-pundi komisi yang terkumpul dialokasikan untuk membeli kendaraan berupa sepeda motor dan perlengkapan penunjang kegiatan broker. Padahal sebelumnya pria ini mengaku belum memiliki kendaraan pribadi.
Rencananya di tahun ini, Dia berencana membeli sebuah hunian sederhana agar tak lagi tinggal di rumah kontrakan. Meski perekonomian meningkat perlahan, ia tetap menjaga kepribadian yang rendah hati dan terus bersyukur, serta tak lupa diri dengan orang-orang hebat yang telah mendukungnya.
Saat ditanya adakah jurus jitu yang digunakan saat memasarkan, dia menuturkan bahwa ia hanya perlu memahami produk apa yang akan dijualnya.
“Mengerti detail produk itu sangat wajib. Sehingga saat konsumen tanya, saya bisa menjelaskan tanpa mengada-ada,” kata dia.
Selain itu, pria berusia 40 tahun ini juga mendoktrin diri sendiri agar selalu datang lebih awal dan berusaha untuk tidak terlambat saat ada janji dengan pembeli.
“Sopan santun juga harus dijaga. Jangan sampai klien merasa tidak nyaman dengan sikap kita. Itu jurus yang selalu saya pakai,” ia menjelaskan.
Strategi menjual yang dilakukan Rifai pun terbilang relatif sama seperti broker yang lain. Pasang iklan di situs online properti seperti Rumah.com, lalu ditindaklanjuti dengan menghubungi calon pembeli yang sudah meninggalkan pesan di listing.
“Memang tidak mudah mendapatkan pembeli langsung karena ada banyak proses yang cukup panjang. Makanya harus banyak bersabar, terus maju dan tidak cepat menyerah. Dan yang terpenting, selalu update info terbaru ke calon pembeli yang pernah tertarik dengan produk kita,” katanya.
Ketekunan yang dilakukan lambat laun berbuah manis. Pada Januari 2016, dia berhasil mengantongi komisi sebesar Rp 100 jutaan.
Tak heran jika kini di dipercaya perusahaan tempatnya bekerja sebagai agen spesialis area Cipete. Produk yang dipasarkan adalah rumah tinggal seharga Rp 4 miliar.
Semoga kisah Rifai Slamet, OB yang sukses beralih profesi menjadi broker, dapat menginspirasi Anda untuk terus menekuni pekerjaan yang dijalani. Karena siapa pun takkan pernah tahu, kapan kesempatan dan rejeki datang kepada Anda.(Fathia/Nrm)