Liputan6.com, Jakarta Hebohnya pemberitaan mengenai peraturan baru “Full Day School” dari Menteri Pendidikan ternyata menimbulkan pro kontra di kalangan orang tua.
Konsep full day school memperpanjang jam sekolah hingga sore hari, antara pukul 16.00-17.00 WIB.
Baca Juga
Yang kontra beranggapan program ini bisa membuat anak stres karena harus belajar dari pagi hingga sore hari.
Advertisement
Yang pro menilai program ini lebih baik ketimbang anak-anak bermain bersama teman-temannya di luar rumah, tanpa ada yang mengawasi. Apalagi bagi keluarga yang kedua orang tua bekerja penuh waktu, atau single parrent yang harus bekerja penuh waktu.
Baca Juga
Indah Novebrita, selaku pemilik Rumah Cerdas Cibubur sekaligus pemerhati pendidikan dini mengungkapkan kesetujuan terhadap program pemerintah tersebut.
Menurutnya, karakteristik orang tua khususnya di perkotaan sudah terlalu sibuk. Sehingga sangat sulit untuk memantau anak-anak mereka di luar rumah. Baginya konsep full day school bisa membentuk pendidikan karakter anak.
“Konsep full day school sejatinya tidak memberikan beban pendidikan yang membosankan. Melainkan, diisi dengan kegiatan keagamaan, berbagi bercerita, dan juga membiasakan perilaku baik tanpa harus menghilangkan minat dan bakat yang anak miliki,” kata Indah seperti dikutip dari Rumah.com, Rabu (10/8/2016).
Rumah Adalah Sekolah Terbaik bagi Anak
Namun Indah juga menambahkan, sebenarnya sekolah yang baik itu ada di rumah, dan diberikan dari kedua orang tuanya. Karena, orang tua adalah panutan yang memiliki kedekatan bagi anak-anak mereka.
“Itu sebabnya, banyak sekolah yang berusaha memindahkan konsep rumah ke sekolah. Pengajar-pengajar ini akan berperan seperti orang tua mereka kedua. Agar mereka merasa nyaman dan senang bila harus berada di sekolah dengan waktu yang lama,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa sebenarnya program full day school sebaiknya merupakan pilihan lain apabila orangtua mereka benar-benar sibuk atau memiliki kegiatan lain.
“Dari pada, anak-anak seharian nonton televisi atau bermain di lingkungan yang tidak baik, bukankah sebaiknya anak-anak dibiarkan berada di sekolah dengan pantauan yang jelas dari pihak sekolah?” ujar wanita yang sedang mengenyam pendidikan strata-2 di Universitas Pelita Harapan.
Bagi Anda yang menghendaki agar putra-putri Anda yang masih usia kanak-kanak bisa memanfaatkan waktu di rumah dengan efektif, Indah juga memberikan beberapa tips yang menarik dan bisa diterapkan oleh orang tua di rumah.
Menyediakan ragam permainan motorik
Cara pertama adalah dengan menciptakan lingkungan yang mendukung. Contohnya dengan menyediakan ragam permainan motorik.
Menurut Indah, sekolah kian menyenangkan bagi anak, karena di sana banyak disediakan ragam permainan motorik seperti perosotan, permainan tangan, dan lain sebagainya. Sedangkan di rumah fasilitas ini sangat terbatas.
“Jadi, jangan heran bila anak-anak memilih hiburan menonton televisi atau bermain internet,” ujar Indah.
Desain ruangan agar menarik
Kemudian, cobalah untuk menerapkan warna-warna dinding serta furniture yang ceria. Tujuannya, agar anak-anak akan tetap riang dan merasa seperti dunia fantasi yang menyenangkan.
Sediakan perpustakaan mungil di rumah
Kebiasaan baik yang biasa diterapkan di sekolah adalah mengajak anak-anak untuk eksplorasi tugas sekolahnya dengan dengan membaca buku. Untuk itu, gemar membaca harus dibiasakan di rumah.
Caranya, bisa membuat perpustakaan mungil dengan berbagai buku baik fiksi, ensiklopedia, maupun non fiksi. Jangan lupa untuk medesain perpustakaan agar tidak membosankan dan menyeramkan.
Manfaatkan taman
Menurut Indah, belajar di luar rumah ternyata bisa memberikan dampak yang baik. Tidak ada salahnya mengajak anak-anak bermain di taman, baik taman rumah ataupun taman lingkungan, dengan permainan yang sarat dengan nilai pendidikan. Atau bisa juga mengadakan belajar bersama di taman.
Atur sirkulasi udara di rumah
Ruangan yang nyaman adalah tidak panas dan memiliki ventilasi udara sehingga sirkulasi udara lancar. Anda boleh menggunakan pendingin udara atau bisa juga dengan meninggikan plafon sekitar 2,75m2 – 3m2.
Orang tua adalah sahabat bagi anak
Terakhir, kendali harus tetap diperankan oleh orang tua. Kata Indah, karakteristik anak-anak ini sangat unik. Mereka akan lebih menirukan kebiasaan dari pihak yang dianggap sebagai sahabat.
“Di sekolah banyak kebiasaan anak-anak yang berubah drastis. Jika di rumah mereka biasa tidak menyukai sayuran, tetapi di sekolah mereka justru lebih senang memakan sayuran. Hal itu dikarenakan ia melihat teman-teman di sekolah yang makan bersama dalam satu waktu,” imbuh Indah.
Anak-anak akan lebih cepat meniru kebiasaan dari pihak yang dianggap sebagai sahabat. Untuk itu, para orang tua sebaiknya menjadi sahabat yang lebih sering mendengarkan dibandingkan untuk menuntut atau berbicara.
Biasakan untuk berbincang sebelum tidur, atau kalau perlu bacakan dongeng di saat mereka memiliki waktu senggang.
Dengan begitu, kebiasaan serta pendidikan karakter akan senantiasa tumbuh tanpa harus menjalankan program full day school.
Feature picture: pixabay.com