Tips Mengatur Tayangan TV Berbayar untuk Anak-Anak

Televisi berbayar yang biasa disebut sebagai televisi kabel atau televisi satelit ini, di Indonesia memang sudah menjadi gaya hidurp modern.

oleh Kantrimaharani diperbarui 04 Okt 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 19:30 WIB
Amankah, Televisi Berbayar untuk Anak?
Televisi berbayar yang biasa disebut sebagai televisi kabel atau televisi satelit ini, di Indonesia memang sudah menjadi gaya hidurp modern

Liputan6.com, Jakarta Televisi berbayar yang juga dikenal sebagai televisi kabel atau televisi satelit kini bukan lagi dianggap sebagai bagian dari tren gaya hidup. Layanan ini kini bisa dibilang sebagai kebutuhan masyarakat modern untuk mendapatkan informasi dan juga hiburan.

Sejatinya, mendapatkan informasi seluas-luasnya memang merupakan hak bagi setiap orang. Dan televisi berbayar hadir dengan suguhan ratusan saluran yang dapat memuaskan kebutuhan semua orang akan informasi dan juga hiburan global yang bermanfaat.

Namun tahukah Anda, peran sebagai penonton dari televisi berbayar di rumah juga dilakoni oleh anak-anak? Ya, dari ratusan saluran tersebut, program khusus anak-anak memang diyakini banyak pihak penyedia layanan dapat menarik konsumen untuk berlangganan televisi berbayar.

Kendati begitu, ternyata kita sebagai orangtua tetap tidak boleh lengah dan kelewat yakin terhadap semua saluran yang ditujukan untuk anak.

Hal senada juga disampaikan oleh Samuel Cornelius Pantou selaku Content Manager dari televisi berbayar K-Vision yang mengatakan khusus untuk televisi berbayar ternyata belum ada peraturan yang tegas terkait kategoriasi saluran televisi. Meskipun berdasarkan konten (isi) sudah diatur secara sama.

“Pemakaian televisi berbayar sifatnya pilihan. Sehingga, semua pilihan saluran ditentukan oleh konsumen. Untuk itu bagi para orang tua, sebaiknya tetap menjalankan fungsi kontrol terhadap tontotanan televisi berbayar oleh anak-anak. Hal ini mengingat, orang tua adalah pemimpin yang jadi panutan anak-anaknya,” ujar Samuel seperti dilansir dari laman Rumah.com, Selasa (4/10/2016).

Ia juga mengatakan, tidak sedikit para orang tua yang tidak menyangka bahwa saluran yang ditonton anak mereka berbau kekerasan, meskipun sebenarnya memanng ditargetkan khusus untuk anak-anak.

Sebagai langkah antisipasi, Samuel memberikan tips bermanfaat mengenai cara aman awasi anak dari tontonan negatif televisi berbayar. Berikut ulasannya:

Siasati Pembelian paket

Mengingat televisi berbayar adalah pilihan, maka orang tua wajib untuk memilih saluran mana yang dibeli dan tidak dibeli. Tentu saja, didasari atas penilaian layak atau tidaknya bagi buah hati Anda.

“Saat ini sudah ada paket yang diperuntukan bagi anak. Saluran televisi juga difokuskan dan sesuai dengan karakter anak di Indonesia,” tambah Samuel.

Gunakan Parental Lock

“Komsisi Penyiaran Indonesia (KPI) kerap menghimbau untuk setiap televisi berbayar di Indonesia, sebaiknya untuk menggunakan fitur parental lock. Fitur ini merupakan alat kontrol terhadap saluran program dengan menggunakan kata kunci (password) atau diatur sesuai waktu pemakaian,” katanya.

Misalnya, saluran televisi tidak bisa diakses pada jam belajar, jam makan, dan jam istirahat.

Hal tersebut sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dikelualkan oleh KPI. Instrumen tersebut merupakan wujud nyata bentuk pengawasan dari pelanggan, khususnya orang tua terhadap pemakaian saluran televisi berbayar.

Jangan terlalu banyak saluran televisi

Menurut Samuel, pemakaian saluran program yang terlalu banyak sebenarnya membuat jadi tidak efisien.

“Semakin banyak saluran program televisi juga menyulitkan orangtua untuk memilah mana yang boleh dan mana yang tidak. Karena, setiap saluran pasti berkaitan dengan budaya dari negara produksi itu berasal sehingga akan mempengaruhi tayangannya,” kata Samuel.

Jadilah Penonton yang Cerdas

Selain bisa menanyakan kepada contact center dari jasa televisi berbayar, sebaiknya para orang tua juga harus cerdas mencari informasi terkait saluran apa saja yang disediakan oleh televisi berbayar.

“Orang tua bisa mencari dari internet. Misalnya saja, untuk saluran Disney Channel tentu sangatlah berbeda dengan Disney Junior. Disney Channel mencakup usia 6-12 tahun, sedangkan Disney Junior mencakup lebih muda yakni 4-7 tahun,” imbuh Samuel.

Dampingi Anak Saat Menonton

Terakhir, selalu dampingi anak saat menonton dan jadikan teman berdiskusi setelah menonton. Upaya ini sangat tepat untuk menjadi bentuk komunikasi dua arah antara anak dan orang tua. Dan akan melatih keterbukaan oleh anak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya