Liputan6.com, Jakarta Secara keseluruhan, Colliers International Indonesia menyebut pasar apartemen strata title di Jakarta mengalami periode tenang selama kuartal kedua 2017.
Jika dicermati dari pertumbuhan rata-rata, kenaikan take up rate pada Q2 2017 hanya 84,86 persen, menandai penurunan secara quarter-on-quarter (q-o-q) sebesar 1,04% dan 1,05% pada periode sama tahun lalu.
Kendati kinerja penjualannya melemah, namun pengembang masih menolak menurunkan harga melainkan mencari siasat lain dengan memberikan potongan harga tambahan sekaligus kemudahan pembayaran bagi konsumen potensial.
Advertisement
“Dibandingkan menurunkan harga, pengembang lebih memilih untuk memberikan diskon. Sebab, kalau harga diturunkan, akan berimbas pada image proyek itu sendiri,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia kepada Rumah.com.
Baca juga: Geliat Hunian Berbasis TOD di Jakarta Barat
Menurutnya, segelintir faktor menjadi penyebab pasar apartemen di Jakarta melesu pada kuartal kedua 2017. Diantaranya konsumen terlebih investor masih mengutamakan sikap “wait and see” terkait kebijakan baru yang bakal digelontorkan gubernur dan wakil gubernur yang dilantik pada Oktober mendatang.
“Program tax amnesty yang selesai pada Maret kemarin, ternyata tidak terlalu mampu memberi implikasi besar terhadap pangsa pasar apartemen. Mengapa demikian, sebab dana repatriasi yang ada hingga kini masih tersimpan di bank dan belum dirasakan sektor properti khususnya apartemen,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan Colliers, harga apartemen di ibu kota terpantau naik tipis sebesar 1% dari Q1 2017 ke Q2 2017, atau naik 4,5% secara year-on-year menjadi Rp32,4 juta per meter persegi.
“Sehubungan dengan kenaikan peringkat Standard and Poor’s (S&P) baru-baru ini, kami sangat optimistis terhadap uang yang berasal dari foreign direct investment atau FDI, yang pada gilirannya akan menguntungkan pasar properti terutama untuk sektor apartemen,” jelasnya.
(Lihat juga: Ini 3 Apartemen Baru Siap Huni di Jakarta)
Pasokan Baru di H2 2017
Mengenai tarif sewa apartemen di kawasan CBD, Ferry mengatakan rata-rata tarifnya mengalami penurunan sebesar 1% (q-o-q) menjadi Rp361.789 per meter persegi/bulan.
“Sedangkan wilayah Jakarta Selatan (termasuk daerah non-prime) menunjukkan tingkat yang relatif stabil sebesar Rp218.038 per meter persegi/bulan,” katanya.
Selain itu, Colliers memaparkan tidak ada proyek apartemen servis baru yang selesai di kuartal ini (Q2 2017), namun pasokan berikutnya diperkirakan akan masuk pada H2 2017. Diantaranya Somerset Kencana Jakarta, Fraser Suites di Ciputra World Jakarta 2 dan Oakwood Premiere Jakarta di Distrik 8 Senopati.
Dan berikut daftar apartemen baru yang hadir pada tahun ini.