Liputan6.com, Palembang - Tebalnya kabut asap yang menyelimuti Sumatera Selatan (Sumsel) sejak beberapa bulan lalu, berdampak pada penurunan tingkat kesehatan warga. Di Sumsel, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terus meningkat.
Menurut Kepala Dinkes Sumsel dr Lesty Nurainy, dari Januari 2015 hingga September 2015 ini, jumlah penderita ISPA di Sumsel meningkat.
"Sedangkan dari 2 bulan terakhir, peningkatannya cukup tinggi sebanyak 28 ribuan se-Sumsel dan paling banyak memang dari Palembang sebesar 23 ribuan penderita ISPA. Penanggulangan penderita ISPA di Sumsel salah satunya Dinkes Sumsel membantu mendistribusikan masker ke tiap daerah dan warga," ungkap Lesty kepada Liputan6.com, Selasa 29 September 2015
Lesty mengatakan, pihaknya mengimbau rumah sakit dan puskesmas untuk siaga 24 jam menerima warga yang menderita ISPA.
"Untuk sekarang, para warga di Sumsel belum perlu dievakuasi, namun cukup dengan hidup sehat dan waspada kabut asap," kata dia.
Udara Tidak Sehat
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel pun menyatakan, saat ini kualitas udara di Sumsel masuk kategori sangat tidak sehat.
"Kami BLH Sumsel melakukan pemantauan kualitas ISPU (Angka Indeks Standar Pencemaran Udara) dan hasil pemantauan kami hari ini rata-rata PM 10 diatas 200. Dan angka ini sudah menandakan bahwa kualitas udara di Sumsel sangat tidak sehat," kata Kepala BLH Sumsel Lukita Aryani.
Data ini disampaikan BLH Sumsel ke sektor terkait, untuk menentukan langkah-langkah sesuai bidang tugasnya. Seperti ke Dinas Kesehatan Sumsel, agar bisa memantau juga tingkat penderita ISPA.
Dari data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, konsentrasi partikulat PM 10 di Palembang dengan angka ISPU 400 ke atas pada pukul 05.00 WIB. Angka ini menunjukkan kualitas udara dengan kategori berbahaya. (Mvi/Ali)