Tarian Mistis Calonarang di Jembrana Makan Korban Nyawa

Tak seperti biasanya, pemeran rangda yang sudah kesurupan terkapar setelah ditusuk keris.

oleh Dewi Divianta diperbarui 15 Okt 2015, 16:33 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 16:33 WIB
Ilustrasi kematian
Ilustrasi kematian

Liputan6.com, Denpasar - Bali memiliki beragam tradisi seni dan budaya yang unik, salah satunya tarian seni sakral Calonarang. Tarian ini diwarnai atraksi mistis. Dalam tarian tersebut ada karakter rangda yang memiliki kekuatan kebal senjata tajam begitu sudah kesurupan.

Salah satu bagian dalam tarian adalah adegan rangda ditusuk berulang kali oleh karakter nying yang juga kesurupan. Karena kebal, biasanya rangda tak terluka meski ditikam dengan keris.

‎Namun kebiasaan ini tak terjadi saat pementasan Calonarang di sebuah pura di Pura Jati Luih, Desa Pangkung Jangu, Mendoyo, ‎Kabupaten Jembrana, pukul 00.30 Wita, Senin 13 Oktober lalu. Pemeran rangda dalam pementasan itu, I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), terkapar setelah ditusuk dengan keris.

"Menurut keterangan bapaknya yakni Ketut Gayada, anaknya saat itu sudah kerangsukan atau kesurupan," kata Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra, Kamis (15/10/2015).

Saat mengetahui korban terjatuh dan mengeluarkan darah, korban dilarikan ke RSUD Negara untuk mendapatkan pertolongan. Dari pemeriksaan dokter, korban mengalami luka tusuk pada lambung sedalam 1 centimeter.

Setelah dirawat di rumah sakit selama satu hari, Ngurah Trisna dib‎awa pulang oleh keluarganya dan dirawat di rumahnya. Tapi, kondisi Ngurah Trisna semakin memburuk dan keluarga membawanya kembali ke RSUD Negara.

Tak tertolong lagi, Ngurah Trisna mengembuskan nafas terakhir pada Rabu malam (14/10/2015). "Hasil pemeriksaan medis korban meninggal karena asam lambung," kata Made Sudarma.  

Saat ini kasus meninggalnya Ngurah Trisna tersebut masih dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh kepolisian. Sebab pada saat pementasan Calonarang itu banyak pemeran nying yang menusuk sosok rangda. (Hmb/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya