Liputan6.com, Cirebon - Nyi Mas Gandasari, salah satu tokoh dalam sejarah Cirebon, masih meninggalkan nama harum hingga kini. Dia digambarkan sebagai wanita cantik, sakti, dan berbudi. Kini, penyanyi Sintren Cirebon disebut berhasil jika dirasuki oleh roh Nyi Mas Gandasari.
Budayawan Cirebon Ashadi Sastra Suganda mengatakan, nama Nyi Mas Gandasari dalam sejarah Cirebon lekat dengan misi menundukkan Kerajaan Galuh, kerajaan Hindu bawahan Pajajaran. Kerajaan Galuh merasa terusik dengan berdirinya Kasultanan Cirebon, terlebih sejak dinyatakan oleh Pangeran Cakrabuana bahwa Cirebon adalah penerus resmi Pajajaran.
Ketika akhirnya pecah perang antara Kerajaan Galuh dan Kasultanan Cirebon, Kesultanan Demak Bintara turut membantu Kesultanan Cirebon. Bahkan, Raja Demak Sultan Trenggana sendiri yang maju memimpin pasukan Kerajaan Demak Bintara.
Namun, kekuatan pasukan Adipati Kuningan, Arya Kemuning, yang dibantu pasukan Kesultanan Demak Bintara, tak mampu menembus pertahanan Kerajaan Galuh.
Sunan Gunung Jati akhirnya memerintahkan Nyi Mas Gandasari untuk mengemban misi telik sandi (mata-mata). Dari misi itu, Nyi Mas Gandasari berhasil mencuri pusaka Kerajaan Galuh berupa Bokor Mas (Kandaga Mas) sebagai jimat andalan kesaktian Prabu Cakra Ningrat yang menjadi kekuatan pertahanan kerajaan.
"Pusaka tersebut kemudian diserahkan kepada Sunan Gunung Jati, Syekh Syarif Hidayatullah," jelas Ashadi kepada Liputan6.com, di Cirebon, Selasa (19/4/2016).
Baca Juga
Dalam operasinya, Nyi Mas Gandasari bersama pasukan menyusup ke Kerajaan Galuh. Begitu masuk pinggiran Kota Rajagaluh, Nyi Mas dan tim menyaru sebagai ronggeng keliling atau Ronggeng Bugis.
Advertisement
"Nyi Mas Gandasari ditugaskan untuk menggoda Prabu Cakra Ningrat, dengan harapan dapat melarikan pusaka kerajaan Galuh," sebut Ashadi.
Begitu masuk lingkaran dalam, Nyi Mas Gandasari berhasil menyusup ke Kerajaan Galuh. Menelusup ke ring satu kerajaan, dia menyamar sebagai pengemis dan lolos dari pengawasan prajurit Rajagaluh.
Menurut Ashadi, Nyi Mas Gandasari merupakan cikal bakal wanita srikandi Indonesia. "Dia di abad 15, kemudian dilanjutkan Dewi Sartika dan Raden Kartini," kata Ashadi.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap legenda Nyi Mas Gandasari, masyarakat dan budayawan menjadikan Ronggeng Bugis atau Telik Sandi sebagai salah satu warisan seni dan budaya Cirebon.
"Kesenian ini sebenarnya memiliki arti sejarah. Semua pemain telik sandi adalah laki-laki yang menyamar menjadi perempuan. Mereka berjoget pura-pura menjadi orang gila sampai karakter perempuan centil tujuannya menyelidiki sesuatu," tutur Ashadi.
Ashadi menegaskan fragmen sejarah sebagai kearifan lokal ini harus terus dipelihara. Tujuannya agar masyarakat tidak melupakan sejarah peninggalan nenek moyang mereka dan menjadikannya sebagai inspirasi dan bahan pembelajaran.
Advertisement