Program Pengobatan TNI 'Berbuah' Senjata Api Rakitan

TNI menilai banyaknya warga di pedalaman hutan Kapuas yang menyimpan senjata api rakitan bisa menimbulkan konflik antar-warga.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 09 Mei 2016, 13:05 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2016, 13:05 WIB
Program Pengobatan TNI Berbuah Senjata Api
TNI menilai banyaknya warga di pedalaman hutan Kapuas yang menyimpan senjata api bisa menimbulkan konflik antar warga.

Liputan6.com, Kapuas Hulu - Fungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berjaga di perbatasan ternyata tidaknya menjaga keamanan wilayah saja, tapi juga bertanggung jawab atas kesehatan warga negara Indonesia yang ada di sana.

Saat mendengar informasi adanya masyarakat yang menderita sakit, sejumlah anggota TNI yang bertugas di perbatasan RI-Malaysia langsung bergerak cepat mendatangi lokasi.

Letaknya lumayan jauh. Namun, hal itu bukan lah halangan bagi para tentara itu untuk melayani rakyatnya yang ada di Kantuk Asam dan Sei Mawang Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.


"Kita mendapat informasi dari Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 312/Kala Hitam Letnan Kolonel Infanteri Yusuf Rizal. Ada warga sakit, ya kita langsung ke lokasi," ujar Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kodam) XII/Tanjungpura Kolonel Infanteri Tri Rana Subekti.

Tri Rana mengatakan, ternyata pasiennya adalah bapak-bapak yang menderita sakit pinggang. Setelah diberikan pengobatan pasukan juga sekaligus menggelar dialog terkait kepemilikan senjata api rakitan yang bisa dapat membahayakan diri sendiri dan keluarga.

"Apalagi jika disalahgunakan dapat dikenakan sanksi hukum. Kemudian warga ini mengaku mempunyai senjata api dan atas kesadaran sendiri, warga menyerahkan satu pucuk senjata api rakitan laras panjang jenis penabur/patah kepada kami," ujar Tri Rana.
 
Saat ini senjata yang sudah diserahkan berupa dua pucuk senjata api rakitan laras panjang jenis penabur/patah dan diamankan di Pos Kotis Nanga Badau Satgas Pamtas Yonif 312/KH untuk dilakukan proses lebih lanjut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya