Liputan6.com, Palembang - Jelang bulan Ramadan yang tinggal menghitung hari, beberapa pemerintah kota di Indonesia akan menutup tempat lokalisasi. Laporan ini sudah disampaikan ke Kementerian Sosial.
Namun, Kota Palembang tidak masuk dalam kota yang akan bertindak tegas dalam memberantas penyakit masyarakat itu.
Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dari hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 29 Januari 2016 lalu, tiga bupati daerah menyatakan kesiapan untuk menutup lokalisasi di daerahnya.
"Saya ketemu dengan Bupati Tangerang, mereka akan menutup lokalisasi bulan Juni, Kutai Kartanegara, akan menutup dua bulan lagi di dua titik dan Mojokerto tinggal launching saja. Kalau Palembang, belum terkonfirmasi," ujar Khofifah kepada Liputan6.com, seusai menghadiri Pencairan Bantuan Penerima Manfaat PKH, Rabu, 18 Mei 2016.
Baca Juga
Baca Juga
Seusai penutupan lokalisasi, para Pekerja Seks Komersial (PSK) akan mendapatkan bantuan dari Kemensos berupa vocational training, transpor lokal dan dana mandiri sebesar Rp 5.050.000. pada tahun kemarin, ada sekitar 600 PSK yang sudah mengikuti program pelatihan itu.
"Kalau mereka (PSK) masih mau mengikuti training, masih akan disiapkan programnya oleh Kemensos," ucap dia.
Dari data Kemensos, hingga tahun ini masih ada 99 lokalisasi yang tersebar di Indonesia. Jika empat lokalisasi ditutup, masih tersisa 95 lokalisasi di Indonesia yang masih beroperasi dengan jumlah PSK dari berbagai daerah.
Di Palembang, lokalisasi terbesar yaitu berada di Jalan Teratai Putih, Kecamatan Sukarame Palembang, atau sering disebut Kampung Baru. Para PSK-nya tidak hanya berasal dari daerah Sumsel, tapi banyak juga berasal dari luar Sumatera. Salah satunya Pulau Jawa.
Advertisement