100 Peneliti Dunia Datang ke UGM, Ada Apa?

Para ilmuwan yang hadir di UGM tidak hanya berasal dari kawasan ASEAN, tetapi juga dari Eropa dan Amerika.

oleh Yanuar H diperbarui 31 Mei 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2016, 21:30 WIB
UGM
Para ilmuwan yang hadir di UGM tidak hanya berasal dari kawasan ASEAN, tetapi juga dari Eropa dan Amerika.

Liputan6.com, Yogyakarta - Fakultas Kedokteran Hewan UGM mendapat kunjungan para peneliti dunia. Sekitar 100 peneliti dari 15 negara itu datang untuk membahas perkembangan pemberantasan dan pengendalian penyakit zoonosis di tingkat global.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM Joko Prastowo mengungkapkan pertemuan itu tidak hanya dihadiri peneliti dari ASEAN, tetapi juga dari Eropa dan Amerika. Dalam pertemuan yang berlangsung pada 24-28 Mei 2016 lalu, mereka sepakat untuk meningkatkan pelatihan dan riset bersama.

"Untuk itulah diperlukan pertukaran keahlian dan pengalaman masing-masing negara dengan mengoptimalkan peran masing-masing pihak melalui pengembangan training dan riset bersama," kata Joko Prastowo dalam siaran pers di Yogyakarta, Senin, 30 Mei 2016.

Joko menjelaskan penyakit zoonosis saat ini menjadi perhatian para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dalam meningkatkan derajat kesehatan manusia dan hewan. Menurut Joko, persoalan zoonosis di Indonesia harus menjadi perhatian serius.

Sebab, pemerintah di kawasan ASEAN dihadapkan pada permasalahan tingginya kepadatan penduduk, alih fungsi lahan untuk pemukiman dan peternakan yang merupakan area ideal bagi perkembangan penyakit infeksi. Kondisi itu mengancam kesehatan manusia, hewan dan hewan liar.

"Tingginya dampak perubahan iklim, cuaca ekstrem dan variasinya mengakibatkan berbagai macam vektor penyakit semakin merebak dan menyebarkan penyakit," ujar Joko.

Beberapa penyakit zoonosis yang diangkat dalam pertemuan itu adalah Avian influenza (flu burung), Swine Influenza (flu babi), Enchephalitis, Trypanosomiasis, Rabies, Resistensi Antibiotika (AMR). Selain itu, ada pembahasan mengenai perkembangan vektor penyakit seperti lalat, kelelawar dan tikus sebagai penyebar penyakit.

"Dibahas pula berbagai topik zoonosis lainnya seperti malaria yang bersumber dari hewan primata, toksoplasmosis, skabies, berbagai penyakit cacing yang dapat menular dari hewan dan ikan ke manusia dan sebaliknya," ujar Joko.

Wisnu Nurcahyo, salah satu peneliti FKH UGM, menerangkan zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari manusia ke hewan dan sebaliknya. Dari 1.415 patogen pada manusia, sebanyak 868 atau 61 persen adalah penyakit yang masuk kategori zoonosis. Sementara, 75 persen dari penyakit-penyakit yang baru muncul akhir-akhir ini adalah penyakit zoonosis.

"Adanya vektor dan penyakit menular lain yang bersumber dari hewan menjadikan isu ini menjadi isu strategis, karena harus menjadi tanggung jawab bersama dalam upaya penanggulangannya," kata Wisnu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya